KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) beserta Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri berhasil menggagalkan upaya penyelundupan benih lobster.

"Hal tersebut berkat kerjasama antara Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) bersama berbagai pihak," ujar Rina, Kepala BKIPM saat konferensi pers (9/10).

Upaya penyelundupan lobster dinilai saat ini menggunakan berbagai macam modus. Rina bilang, penyelundup menggunakan rumah di kawasan yang jauh dari laut sebagai gudang.

Dari Maret hingga Oktober 2016, jumlah benih lobster yang berhasil digagalkan untuk diselundupkan sebanyak 1.876.087 ekor. Hal tersebut berpotensi merugikan negara sebesar Rp 281,41 miliar.

Selain benih lobster, Bareskrim Polri dan BKIPM juga berhasil menggagalkan penyelundupan lobster di bawah ukuran. Lobster yang berukuran di bawah 200 gram dilarang di jual. Hal tersebut tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) no. 56 tahun 2016.

Berdasarkan temuan, sebanyak 457 ekor lobster hidup di bawah ukuran, 89,33 kilogram (kg) lobster beku di bawah ukuran, dan 26 ekor lobster bertelur hendak diselundupkan. Lobster tersebut dikirim dengan dikemas dalam kardus rokok sebanyak 68 kotak.

Penyelundupan lobster dinilai bekerja sama dengan pihak asing. "Nelayan kerja sama dengan pihak luar dan pendana," jelas Kasubdit Tipidter Bareskrim Polri Kombes Pipit Rismanto.

Harga lobster yang tinggi dinilai membuat nelayan tergiur. Pipit bilang hal tersebut ditambah dengan kemudahan mendapatkan benih lobster di Indonesia.

Mengenai modus, Pipit bilang penyelundup benih lobster dapat berganti cara penyelundupan tiap bulan. Benih lobster ditemukan disimpan dalam sebuah rumah yang digunakan sebagai gudang.

Rumah tersebut tampak seperti pemukiman biasa dalam perumahan. "Cara terbaru proses oksigen dilakukan di mobil," terang Pipit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto