KKP genjot budidaya rumput laut Sumba Timur



KONTAN.CO.ID - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan genjot perkembangan budidaya rumput laut di Sumba Timur. Komoditas ini merupakan unggulan bagi masyarakat daerah tersebut.

“Potensi rumput laut Sumba Timur, luar biasa besar, jika mampu dimanfaatkan secara optimal," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP, Slamet Soebjakto dalam siaran pers, Sabtu (26/8).

Pemerintah melihat, pengolahan lahannya dinilai belum maksimal. Dari total potensi lahan budidaya seluas 5.944,34 hektare, hingga kini pemanfaatannya baru 352,9 ha atau hanya 5,94%. Hal itu mempengaruhi hasil produksi pada tahun 2016 baru mencapai 26.408 ton rumput laut basah atau 3.301 ton rumput laut kering.


Mengatasi hal tersebut, DJPB akan segera merealisasikan program Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Sumba Timur. Kedepannya, setelah SKPT beroperasi penuh dapat mengoptimalkan potensi lahan sebesar 4.755,47 ha atau sampai 80%.

Pengoptimalan lahan itu akan mengerek produksi sebanyak 570.656 ton rumput laut basah per tahun atau 57.066 ton rumput laut kering.

Slamet bilang, setidaknya nilai ekonomi yang dapat diraup dari rumput laut bisa mencapai Rp 570,656 miliar per tahun. Meski begitu Slamet menambhakan perlu adanya perbaikan tata niaga rumput laut agar nelayan memiliki daya tawar yang baik.

Slamet optimis, keberadaan BUMD PT. Algae Sumba Timur Lestari (ASTIL) diharapkan akan mampu menjawab permasalahan tata niaga rumput laut. Oleh karenanya, KKP mendorong BUMD untuk membangun kemitraan dengan kelompok pembudidaya. Pabrik ini mampu menyerap rumput laut basah sebanyak 2.500 ton atau 250 ton rumput laut kering per bulan.

Pada tahun 2017 KKP melalui DJPB menyalurkan bantuan stimulan pembangunan SKPT untuk Kabupaten Sumba Timur senilai total Rp 41,4 miliar. Pamet itu terbagi antara lain berupa 75 paket sarana pembangunan kebun bibit rumput laut, 100 paket sarana budidaya rumput laut, pembangunan prasarana budidaya rumput laut, 5 paket sarana budidaya air tawar, 30 paket bantuan kapal dengan ukuran 10 GT, 20 GT dan 30 GT beserta alat penangkap ikan, dan juga pembangunan sarana pendukung lainnya seperti pembangunan Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB.

Dari dukungan itu KKP berharap ada penambahan suplai bahan baku rumput laut bagi industri sebanyak 18.542 ton per tahun. Gudang penyimpanan baru dengan kapasitas 500 ton rumput laut kering pun segera dibangun.

Selain itu KKP juga menggenjot perikanan tangkap. Bantuan kapal diharapkan dapat mendorong bertambahnya armada kapal penangkapan ikan dari 3.068 menjadi 3.652 unit. Jumlah ini akan memicu peningkatan jumlah nelayan dari semula 3.092 orang menjadi 6.983 orang.

Penambahan jumlah sumberdaya tersebut diharapkan Slamet akan meningkatkan produksi hasil tangkapan ikan dari 6 ton per hari pada tahun 2016 meningkat menjadi 18,5 ton per hari. Hal itu didorong untuk mengembangkan ekonomi pulau kecil. "Pemanfaatan kelautan dan perikanan ini betul-betul jadi prime mover pembangunan khususnya daerah-daerah di pulau-pulau kecil," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia