KKP genjot ekspor rumput laut lawi-lawi ke Jepang



JAKARTA. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan mengembangkan rumput laut jenis lawi-lawi untuk diekspor ke Jepang dan negara lainnya. Optimalisasi pengembangan varian rumput laut jenis lawi-lawi ini terus didorong untuk meningkatkan ekspor rumput laut.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, Indonesia kaya akan varian tumput laut yang dapat memberikan nilai ekonomi lebih pada Indonesia. Contohnya, pengembangan lawi-lawi yang berhasil menempus pasar ekspor.

"Tentu kualitas juga harus terjamin dan sesuai standar permintaan pasar global,"  ujar Slamet, Selasa (25/4).


Slamet menjelaskan, ada lebih dari 550 jenis rumput laut di perairan Indonesia, namun hingga kini hanya sekitar 5 jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi yang baru dibudidayakan secara massal, yatu Eucheuma cottoni, Gracilaria sp, Spinosum sp, Halymenia sp, dan Caulerpa sp.

Slamet berjanji, KKP terus mendorong pemenuhan kebutuhan bibit yang berkualitas dan adaptif melalui penyediaan bibit hasil kultur jaringan yang hingga saat ini telah tersebar di sentra-sentra produksi di Seluruh Indonesia.

Saat ini, Slamet bilang, pihaknya telah berhasil mengembangkan varian baru rumput laut jenis Caulerpa sp atau lebih dikenal dengan nama lokal “lawi-lawi di Sulawesi Selatan, latoh (Lombok) atau sebagian masyarakat menyebutnya dengan anggur laut.

Kepala Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar Nano Hartono mengatakan, saat ini permintaan terhadap rumput laut jenis lawi-lawi meningkat tajam. Untuk itu, pihaknya telah memfasilitasi kerjasama pasar dengan salah satu ritel modern. Hasilnya produk segar rumput laut ini dapat dijual di ritel modern. Selain itu telah bekerjasamadengan Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) untuk mengekspor “lawi-lawi” segar ke Jepang.

“Khusus untuk Jepang saja, kebutuhan ekspor ‘lawi-lawi’ minimal 500 kg per bulan dalam bentuk segar dan permintaan cenderung naik, kita harapkan berikutnya pasar ekspor Jepang ini bisa naik minimal 10 kali lipat“, ungkap Nono.

Selain Jepang, pihaknya juga tengah mengincar pasar China, Korea Selatan dan PHilipina yang tertarik pada produk ini. Ia mengklaim lawi-lawi telah menjadi primadona baru di dunia bisnis ruput laut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri