JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan strain baru ikan unggul. Untuk perbaikan mutu genetis, KKP melalui Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi kembali menghasilkan lele unggul. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan, lele generasi ketiga ini atau G3, pertumbuhan bobotnya bisa meningkat hingga 40,32% dibandingkan jenis lele sebelumnya. "Berdasarkan karakterisasi dan pengujian yang dilakukan sejak tahun 2010, lele G3 mempunyai banyak keunggulan," kata Sharif, dalam siaran persnya, Kamis (3/7). Beberapa keunggulan tersebut antara lain, lama pemeliharaannya lebih singkat dibanding benih lokal. Terbukti pada saat pemanenan tahap pembesaran untuk mencapai ukuran konsumsi (6-9 ekor/kg) berkisar 45 hingga 50 hari dari ukuran benih tebar 5-7 cm dan 7-9 cm. Keseragaman ukurannya relatif tinggi, hasil pemanenan benih siap jual pada tahap pembenihan dan pendederan dalam satu waktu berkisar 70-90% dibandingkan benih lokal yang berkisar 50-70%. “Daya tahan lele G3 terhadap penyakit relatif tinggi. Seperti serangan infeksi parasit Trichodina sp, Dactylogyrus sp dan Gyrodactylus sp serta bakteri Aeromonas hydrophila dan Flavobacterium columnare tanpa pengobatan menggunakan antibiotik masih berkisar 60-90%,” jelas Sharif.Keunggulan lain, tambah Sharif, daya tahan lele G3 terhadap lingkungan relatif tinggi. Dimana sintasan pada tahap pembenihan, pendederan dan pembesaran uji multilokasi sekitar 10-20% lebih tinggi dibanding benih lokal. Daya tahan lele G3 terhadap stress juga relatif tinggi. “Feed Conversion Ratio (FCR) lele G3 juga relatif bagus, pada tahap pendederan berkisar 0,5-0,7 dan pada tahap pembesaran berkisar 0,9-1,0,” papar Sharif.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KKP kembangkan lele jenis unggul
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mengembangkan strain baru ikan unggul. Untuk perbaikan mutu genetis, KKP melalui Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi kembali menghasilkan lele unggul. Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan, lele generasi ketiga ini atau G3, pertumbuhan bobotnya bisa meningkat hingga 40,32% dibandingkan jenis lele sebelumnya. "Berdasarkan karakterisasi dan pengujian yang dilakukan sejak tahun 2010, lele G3 mempunyai banyak keunggulan," kata Sharif, dalam siaran persnya, Kamis (3/7). Beberapa keunggulan tersebut antara lain, lama pemeliharaannya lebih singkat dibanding benih lokal. Terbukti pada saat pemanenan tahap pembesaran untuk mencapai ukuran konsumsi (6-9 ekor/kg) berkisar 45 hingga 50 hari dari ukuran benih tebar 5-7 cm dan 7-9 cm. Keseragaman ukurannya relatif tinggi, hasil pemanenan benih siap jual pada tahap pembenihan dan pendederan dalam satu waktu berkisar 70-90% dibandingkan benih lokal yang berkisar 50-70%. “Daya tahan lele G3 terhadap penyakit relatif tinggi. Seperti serangan infeksi parasit Trichodina sp, Dactylogyrus sp dan Gyrodactylus sp serta bakteri Aeromonas hydrophila dan Flavobacterium columnare tanpa pengobatan menggunakan antibiotik masih berkisar 60-90%,” jelas Sharif.Keunggulan lain, tambah Sharif, daya tahan lele G3 terhadap lingkungan relatif tinggi. Dimana sintasan pada tahap pembenihan, pendederan dan pembesaran uji multilokasi sekitar 10-20% lebih tinggi dibanding benih lokal. Daya tahan lele G3 terhadap stress juga relatif tinggi. “Feed Conversion Ratio (FCR) lele G3 juga relatif bagus, pada tahap pendederan berkisar 0,5-0,7 dan pada tahap pembesaran berkisar 0,9-1,0,” papar Sharif.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News