KKP-Kemenpar kerja sama kembangkan wisata bahari



JAKARTA. Indonesia kaya akan pulau-pulau eksotis yang tersebar di seluruh Nusantara. Namun selama ini, daerah tersebut tidak maksimal dikembangkan sebagai daerah wisata. Karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kempar) untuk mengembangkan kepariwisataan nasional khususnya di wisata bahari.

Kesepakatan tersebut ditandai dengan ditandatanganinya kesepakatan bersama antara Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Pariwisata Arief Yahya, di Gedung KKP Selasa (7/2). Adapun yang menjadi prioritas kerja sama yaitu pengembangan potensi sumber daya alam wisata bahari, pengembangan sumber daya manusia, promosi dan pemasaran wisata bahari. Kemudian pertukaran data dan informasi, peningkatan pengawasan bersama sumber daya kelautan dan perikanan dan wisata bahari, serta pemanfaatan sarana dan prasarana.

Susi mengatakan, Indonesia perlu meningkatkan aspek pelayanan tak hanya berfokus pada penyediaan produk dan komoditas perikanan dan kelautan. "Pendapatan negara akan bertambah jika kebaharian juga berfokus pada pengelolaan sehingga memberikan nilai tambah," ujar Susi.


Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, penyebab kurangnya kontribusi wisata bahari di Indonesia yakni pendekatan keamanan yang terkendala regulasi. Misalnya, untuk masuk wilayah bentang laut atau sea zone Indonesia, pendatang atau wisatawan butuh waktu 21 hari, di saat negara lain seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia hanya butuh satu jam.

Wisata bahari ini seharusnya menghasilkan lebih banyak dari wisata darat. Contohnya Maldives sumbangan devisanya hampir sama dengan seluruh Indonesia. Padahal lautnya hanya sekitar pulau itu saja. Exclusive Economy Zone (EEZ) mereka juga tidak banyak. "Jadi kita harus bisa meningkatkan pelayanan kita, sehingga kita bisa seperti mereka,” ungkapnya.

KKP dan Kementerian Pariwisata menargetkan, di tahun 2019 kontribusi wisata bahari terhadap total devisa Indonesia sebesar US$ 4 miliar atau sekitar 20%. Jumlah ini meningkat empat kali lipat dari yang bisa disumbangkan tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini