KKP perlu anggaran penggantian alat tangkap ikan



JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) perlu fokus memikirkan pos anggaran guna membantu nelayan mengganti alat tangkap yang merusak untuk mengatasi aktivitas penangkapan ikan yang cenderung mengganggu ekosistem laut.

"Susun prioritas program di dalam APBN atau APBD memasukkan penggantian alat tangkap yang merusak ke alat tangkap yang lebih ramah lingkungan," kata Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Abdul Halim di Jakarta, Kamis.

Selain itu, ujar dia, pemerintah baik KKP di tingkat pusat maupun pemerintah daerah juga dinilai perlu melakukan sosialisasi yang lebih intensif mengenai dampak alat tangkap ikan yang merusak. Sedangkan bersama-sama dengan masyarakat, lanjutnya, pemerintah juga dapat melakukan pengawasan melalui kelompok masyarakat pengawas berkenaan dengan upaya sosialisasi tersebut.


Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berencana mengunjungi kantung-kantung nelayan guna menghentikan "destructive fishing" (aksi penangkapan ikan dengan merusak) yang terdapat di berbagai daerah.

"Kami akan turun ke wilayah kantung-kantung nelayan untuk menyosialisasikan tentang 'destructive fishing' agar mereka menghentikan pelanggaran penangkapan ikan dengan mengebom ikan," kata Menteri Susi dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (1/8).

Menurut Susi menyatakan, pihaknya masih menemukan adanya penggunaan bom ikan yang sangat meluas penggunaannya dan pihaknya juga telah menerima video kiriman mengenai penggunaan bom dalam menangkap ikan.

Dia kembali mengingatkan bahwa pada 17 Agustus 2016, pihaknya akan menenggelamkan sebanyak 71 kapal. Penenggelaman tersebut dimaksudkan agar kapal-kapal tersebut dapat menjadi rumpon atau rumah bagi ikan.

Selain itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ingin adanya monumen "illegal fishing" (penangkapan ikan secara ilegal) sebagai pengingat pentingnya memberantas tindak kejahatan yang telah mengglobal tersebut.

Monumen illegal fishing itu rencananya dibuat di Pangandaran, Jawa Barat, di dekat bangunan museum di sekitar daerah itu juga.

(M. Razi Rahman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini