KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong peningkatan bisnis ikan hias di Tanah Air. Dalam keterangan resminya, Senin (6/12), KKP mengungkapkan bahwa di masa pandemi ikan hias diminati karena memberikan manfaat positif, seperti mengurangi stres, menghilangkan jenuh, dan therapeutic. "Mengoleksi ikan hias sudah lama menjadi hobi yang populer di Indonesia. Kondisi ini dapat dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti saat membuka webinar bertajuk "Bincang Santai Ikan Hias Arwana", Minggu (5/12). Artati mengungkapkan bahwa selama tahun 2020, nilai ekspor ikan hias jenis Arwana Super Red ke Tiongkok mencapai US$ 3,09 juta, ke Taiwan mencapai US$ 205,3 ribu, dan Singapura US$ 25,8 ribu. Kemudian nilai ekspor Arwana Jardini ke pasar Tiongkok mencapai US$ 34,9 ribu, diikuti oleh Malaysia US$ 30,3 ribu dan Singapura US$ 14,8 ribu. Ia menambahkan, bahwa potensi ekspor ikan hias Indonesia terutama ikan endemik sangat tinggi, karena daya saing yang tinggi dan khas. "Beberapa jenis ikan hias endemik Indonesia antara lain: Arwana, Botia, Belida, Tiger Fish, Sepat Mutiara, Sae, Red Rainbow dan Balashark," sambungnya.
KKP sebut potensi ekspor ikan hias Indonesia terutama ikan endemik sangat tinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong peningkatan bisnis ikan hias di Tanah Air. Dalam keterangan resminya, Senin (6/12), KKP mengungkapkan bahwa di masa pandemi ikan hias diminati karena memberikan manfaat positif, seperti mengurangi stres, menghilangkan jenuh, dan therapeutic. "Mengoleksi ikan hias sudah lama menjadi hobi yang populer di Indonesia. Kondisi ini dapat dijadikan peluang bisnis yang menjanjikan," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti saat membuka webinar bertajuk "Bincang Santai Ikan Hias Arwana", Minggu (5/12). Artati mengungkapkan bahwa selama tahun 2020, nilai ekspor ikan hias jenis Arwana Super Red ke Tiongkok mencapai US$ 3,09 juta, ke Taiwan mencapai US$ 205,3 ribu, dan Singapura US$ 25,8 ribu. Kemudian nilai ekspor Arwana Jardini ke pasar Tiongkok mencapai US$ 34,9 ribu, diikuti oleh Malaysia US$ 30,3 ribu dan Singapura US$ 14,8 ribu. Ia menambahkan, bahwa potensi ekspor ikan hias Indonesia terutama ikan endemik sangat tinggi, karena daya saing yang tinggi dan khas. "Beberapa jenis ikan hias endemik Indonesia antara lain: Arwana, Botia, Belida, Tiger Fish, Sepat Mutiara, Sae, Red Rainbow dan Balashark," sambungnya.