KKP siapkan kebun bibit rumput laut di 22 kawasan



JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah serius mengembangkan produksi budidaya rumput laut. Rencananya pada tahun 2015 ini, KKP akan membangun kebun bibit rumput laut di 22 kawasan di seluruh Indonesia. Kebun bibit tersebut akan dibangun antara lain di Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Kalimantan.

Pembangunan kebun bibit rumput laut ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas produksi rumput laut di Indonesia. Sebab rumput laut merupakan salah satu andalan ekspor Indonesia ke luar negeri seperti China, Filipina dan sejumlah negara lain di kawasan. KKP telah menyediakan dana sebesar Rp 9,3  miliar khusus untuk pengembangan kebun bibit ini. "Anggaran ini tergolong besar dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar Rp 2 miliar saja," ujar Dirjen Perikanan dan Budidaya KKP Slamet Subiyanto kepada KONTAN, Rabu, (11/2).

KKP juga menyatakan akan membangun kebun bibit rumput laut di kawasan-kawasan lain di daerah penghasil rumput laut di Indonesia. Pembangunan kebun bibit ini bertujuan mengembangkan bibit-bibit unggulan. Nantinya bibit itu akan diteliti dalam laboratorium. Kemudian setelah ada pembibitan bibit unggul akan dikirim ke pembudidaya untuk dikembangkan. 


Selain menyediakan bibit unggul, KKP juga mendorong agar produk ekspor rumput laut diolah terlebih dahulu dalam negeri baru diekspor. Slamet mengatakan KKP mendorong pengembangan industri rumput laut dalam negeri. Selama ini masih sekitar 70% rumput laut yang diekspor belum diolah atawa rumput laut kering. Nantinya diharapkan rumput laut yang diekspor semuanya sudah terlebih dahulu di dalam negeri. 

Strategi ini dinilai bisa meredam gejolak dan fluktuasi harga rumput laut. Sebab bila rumput laut diolah di industri dalam negeri, maka petani tidak lagi tergantung pada harga ekspor. Apalagi salah satu negara tujuan ekspor terbesar rumput laut Indonesia yakni Tiongkok mendapatkan 80% material rumput laut dari Indonesia. 

Nah kalau awal tahun dan menjelang Imlek, banyak perusahaan pengelola rumput laut di Tionkok mengurangi aktivitas. Termasuk menghentikan sementara impor sampai Imlek telah usai. Selama itu, mereka juga telah menyetok bahan kebutuhan pabrik mereka selama masa libur Imlek sehingga penjualan rumput laut dari negara produsen seperti Indonesia anjlok.

Ketua Komisi Rumput Laut Indonesia, Farid Ma'ruf mengatakan harga rumput laut memang tidak stabil. Sejak awal tahun 2015, harga rumput laut mengalami penurunan di kisaran Rp 9.000 hingga Rp 11.000 per kilogram. Padahal sebelumnya rata-rata harga rumput laut sekitar Rp 13.000 kg dan malahan pernah mencapai harga Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per kg. Penurunan ini terjadi sejak Janauri 2015. 

Dengan kondisi harga yang tidak stabil itu, Farid mendorong pemerintah membangun industri rumput laut dalam negeri yang berkualitas dan dapat menampung produk rumput laut milik petani. Ia juga meminta agar pemerintah berupaya terjadinya transfer teknologi dan penelitian yang serius untuk menghasilkan rumput laut yang berkualitas sehingga harganya lebih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan