Klaim Asuransi Kredit Meningkat, Perusahaan Asuransi Siapkan Strategi Penanganan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Klaim asuransi kredit di sejumlah perusahaan asuransi terus menunjukkan tren peningkatan hingga November 2024.

Salah satu penyebab utama adalah kondisi ekonomi makro yang memengaruhi kemampuan debitur dalam melunasi kewajibannya. 

PT Asuransi Asei Indonesia (ASEI) mencatatkan kenaikan klaim asuransi kredit sebesar 3% secara tahunan (YoY).


Baca Juga: Alihkan Portofolio UUS, Asei Tengah Lakukan Penjajakan dengan Dua Asuransi Syariah

Eko Sulistyo, Chief Technical Officer ASEI menjelaskan bahwa kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh portofolio debitur yang didominasi usia pensiun. Mayoritas kredit macet terjadi akibat debitur meninggal dunia. 

“Kondisi asuransi kredit di ASEI hingga November 2024 menunjukkan kenaikan, meskipun tidak signifikan. Hal ini karena risiko kredit macet yang disebabkan debitur meninggal dunia ditanggung oleh mitra asuransi jiwa yang bekerja sama dengan ASEI,” ujar Eko, Kamis (5/12). 

Namun, faktor lain seperti meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) juga turut mendorong kenaikan klaim di industri ini.

“PHK dan kehilangan pendapatan menyebabkan debitur tidak mampu melunasi hutangnya, sehingga bank hanya memiliki opsi restrukturisasi atau klaim kepada asuransi,” imbuh Eko. 

ASEI telah menyiapkan strategi untuk menekan klaim, termasuk meningkatkan kualitas underwriting, memperketat analisis risiko sesuai POJK 20/2023, serta menyelaraskan syarat dan ketentuan dengan profil risiko bank pemberi kredit. 

Baca Juga: Asuransi Perjalanan Bangkit Saat Ekonomi Masih Sulit

PT Asuransi Central Asia (ACA) juga menghadapi kenaikan klaim sebesar 8,6% secara YoY hingga November 2024.

Meski demikian, Kepala Divisi Credit Insurance and Suretyship Handoyo mencatat bahwa klaim pada awal Desember ini turun sekitar 3%.

Penurunan ini berkat penerapan prinsip kehati-hatian dalam pertumbuhan asuransi kredit. 

“ACA lebih fokus pada asuransi kredit yang bersifat produktif. Pola cover dilakukan secara case by case, dengan analisis bisnis yang mendalam,” ujar Handoyo. 

Ke depan, ACA akan terus bekerja sama dengan pihak perbankan untuk memperbaiki kualitas kredit, meningkatkan kecukupan premi, dan memitigasi risiko dengan lebih baik. 

Baca Juga: AAUI: 3 Lini Asuransi Ini Jadi Penyumbang Terbesar Premi Industri Asuransi Umum

Handoyo optimistis asuransi kredit masih memiliki peluang tumbuh pada 2025, didukung oleh ekspansi sektor UMKM dan dorongan pemerintah baru dalam digitalisasi UMKM. 

“Beberapa perusahaan asuransi juga telah menyiapkan diversifikasi produk sesuai POJK 20/2023, menawarkan produk yang lebih fleksibel sesuai kebutuhan pasar,” tambahnya. 

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa klaim asuransi kredit hingga September 2024 mencapai Rp 10,48 triliun, naik 44,2% secara YoY.

Hal ini menunjukkan tantangan besar bagi industri asuransi kredit untuk mengelola risiko di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya stabil.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto