Klaim gempa Lombok dan Palu gerus laba asuransi umum



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis asuransi gempa tahun ini kemungkinan akan menggerus perolehan laba perusahaan asuransi umum yang menyediakan produk asuransi gempa bumi. Bencana gempa bumi yang terjadi di wilayah Lombok dan Palu membuat klaim meningkat dan berefek pada penurunan laba tahun ini.

Direktur Utama Reasuransi Maipark Indonesia Ahmad Fauzi Darwin memperkirakan tak bakal menangguk laba lebih besar dari tahun lalu, pasca dua gempa tersebut terjadi. Ia memperkirakan klaim gempa Lombok mencapai Rp 204,5 miliar, sedangkan gempa Palu sekitar Rp 170 miliar.

“Asumsi klaim Lombok Rp 204,5 miliar dari sekitar 750 laporan permintaan klaim, sedangkan laporan klaim Palu baru masuk 45 laporan, dan hanya satu yang menyebutkan angka klaim sebesar Rp 20 miliar,” kata Fauzi di Jakarta, Kamis (4/10).

Sementara prediksi klaim gempa Palu sebesar Rp 170 miliar, namun jumlah tersebut kemungkinan mencapai Rp 200 miliar. Karena laporan belum masuk seluruhnya ke Meipark, dan ditargetkan lengkap di bulan Oktober.

Dari besarnya nilai klaim tersebut, ia telah memprediksi bakal ada penurunan perolehan laba walaupun tidak signifikan. Tahun lalu Maipark hanya membayarkan klaim sebesar Rp 11 miliar, karena tidak ada bencana gempa bumi.

Meskipun klaim meningkat, tapi pembayaran klaim akan berjalan lancar karena bergantung dari kesiapan perusahaan asuransi. Apalagi menghitung jumlah klaim tidak membutuhkan waktu banyak.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody Achmad Sudiyar Dalimuthe masih menunggu laporan klaim kerugian dalam gempa di Palu dan Lombok. Menurutnya, Meipark sudah mempunyai teknologi canggih untuk menghitung kerugian akibat bencana gempa secara lebih cepat ketimbang perusahaan asuransi lain.

Yang pasti, Lombok adalah daerah wisata potensial sehingga cenderung menggunakan asuransi, sedangkan Palu dikenal sebagai daerah perokonomian. Ia belum mau berkomentar apakah gempa tersebut menaikkan jumlah klaim, karena klaim itu bersifat fluktuatif.

“Tapi kalau klaim gempa yang beruntun seperti sekarang, itu bisa berdampak pada keuangan. Tapi perhitungan klaim belum selesai, bisa saja baru fix tahun depan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi