KLBF batal menjual saham simpanan



JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) memastikan tidak akan menjual kembali saham simpanan (treasury stock) di tahun ini. Sebab, perseroan ini masih memiliki sumber pendaanaan alternatif, baik dari kas internal dan pendanaan dari perbankan maupun obligasi. Sehingga, KLBF tidak perlu menjual saham simpanan.

KLBF akan meminta persetujuan rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), 20 Mei nanti, untuk menarik rencana penjualan saham simpanan. Sebelumnya, KLBF berencana menjual 780,9 juta saham treasuri untuk memenuhi pendanaan akuisisi. Namun, hingga saat ini, KLBF belum menemukan target akuisisi yang pas.

Meski penjualan saham treasuri batal, bukan berarti KLBF menghentikan niatnya mengakuisisi perusahaan baru. Vidjongtius, Direktur dan Sekretaris Perusahaan KLBF bilang, KLBF sudah menyiapkan dana Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun, untuk akuisisi perusahaan. Sumber pendanaan itu bisa beragam, baik dari kas internal, penerbitan obligasi, maupun pinjaman perbankan.


Menurut Vidjongtius, ruang untuk mencari dana eksternal Rp 500 miliar - Rp 1 triliun tidaklah sulit. Pasalnya, likuiditas perbankan dan pasar obligasi sangat besar. Namun, dia memastikan, opsi pendanaan dari penerbitan saham baru atau rights issue bukan menjadi pilihan tahun ini.

"Penjajakan akuisisi terus kami lakukan karena kesempatan akuisisi tidak bisa diprediksi sebelumnya. Saham treasuri dulu dimaksudkan untuk akuisisi. Namun sekarang pendaanaan sudah ada alternatif lain," jelas Vidjongtius, Selasa (7/5). Dia menambahkan, saham treasuri yang tidak jadi dijual itu akan memperkuat laba per saham dan rasio laba terhadap ekuitas di masa mendatang. Dari laporan keuangan kuartal I 2013, modal treasuri KLBF sebanyak 3,9 miliar saham senilai Rp 687,28 miliar. 

Menurut analis AAA Securities, Adolf Sutrisno, pilihan belum menjual saham treasuri ini sudah tepat. "Selama belum dibutuhkan tidak perlu dilepas. Masih ada kemungkinan harga KLBF terus meningkat sehingga bisa menjadi momentum baru untuk aksi itu," ungkap dia.

Menurut Adolf, demi memperluas pangsa pasar, KLBF memang harus banyak ekspansi anorganik seperti akuisisi atau membuat joint venture. Sebelumnya, KLBF berniat mengakuisisi perusahaan farmasi di Vietnam

Sepanjang kuartal I 2013 lalu, KLBF berhasil meraup penjualan bersih Rp 3,49 triliun. Jumlah itu naik 16,2% year on year (yoy). Pendapatan itu mendorong laba bersih konsolidasi naik 10,4% menjadi Rp 444 miliar dari sebelumnya Rp 403 miliar. Laba bersih per saham pun naik dari Rp 9 per saham menjadi Rp 10.

KLBF menargetkan penjualan dan laba bersih tahun ini bisa naik 15% - 18%. Ini karena, di akhir Maret 2013, Kalbe telah menaikkan harga jual secara selektif.

Pada kuartal I 2013, posisi kas KLBF mencapai Rp 1,89 triliun. Sebagian kas itu akan digunakan sebagai belanja modal untuk memperluas kapasitas pabrik. Selasa, harga KLBF ditutup menguat 3,7% menjadi Rp 1.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana