JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan memulai groundbreaking pembangunan pabrik biosimilar setelah Lebaran. Pabrik yang terletak di Cikarang, Jawa Barat tersebut nantinya diperuntukan untuk memproduksi bahan baku obat berbasis bahan biologis, bukan kima. Sel hidup seperti sel darah merah atau sel daun bakal dijadikan dasar pembuatan obat. "Akan mulai dibangun setelah lebaran, tepatnya akhir Juli," ujar Direktur Keuangan Kalbe Farma, Vidjongtius kepada KONTAN, (15/6). Pembangunan pabrik itu diperkirakan bakal menelan biaya antara US$ 25 juta hingga US$ 30 juta. Perseroan menggunakan kas internal untuk pembangunan pabrik tersebut. Sementara, proses pembangunannya diperkirakan memakan waktu antara tiga hingga empat tahun. Untuk satu atau dua tahun pertama merupakan waktu yang diperlukan untuk pembangunan pabrik. Lalu, satu tahun berikutnya digunakan untuk proses sertifikasi. Sehingga pabrik itu akan beroperasi secara komersial di 2018 atau 2019. Vidjongtius menambahkan, saat ini manajemen tengah melakukan finalisasi penetapan kontraktor yang bakal mengerjakan pabrik tersebut. Ada dua pilihan, kontraktor asal China atau Korea. Tidak menutup kemungkinan jika nantinya perseroan bakal menggunakan jasa kedua kontraktor tersebut sekaligus. Sebab, keduanya memiliki kelebihannya masing-masing. Catatan saja, emiten dengan kode saham KLBF di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu memang memiliki agenda tetap untuk memproduksi produk baru. Setiap tahun, manajemen menyiapkan Rp 125 miliar untuk riset dan pengembangan. Tahun ini, KLBF memiliki pipeline peluncuran 10 produk baru. Salah satu yang paling dekat adalah produk susu. Pasalnya, pabrik susu KLBF di Sukabumi akan selesai di semester kedua tahun ini. Sekedar informasi, KLBF telah memiliki 2 pabrik susu di Cikampek. Secara keseluruhan, perseroan menganggarkan belanja modal tahun ini sebesar Rp 1,1 miliar. Sumber pendanaannya berasal dari kas internal. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KLBF pastikan proyek pabrik biosimilar pada Juli
JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) akan memulai groundbreaking pembangunan pabrik biosimilar setelah Lebaran. Pabrik yang terletak di Cikarang, Jawa Barat tersebut nantinya diperuntukan untuk memproduksi bahan baku obat berbasis bahan biologis, bukan kima. Sel hidup seperti sel darah merah atau sel daun bakal dijadikan dasar pembuatan obat. "Akan mulai dibangun setelah lebaran, tepatnya akhir Juli," ujar Direktur Keuangan Kalbe Farma, Vidjongtius kepada KONTAN, (15/6). Pembangunan pabrik itu diperkirakan bakal menelan biaya antara US$ 25 juta hingga US$ 30 juta. Perseroan menggunakan kas internal untuk pembangunan pabrik tersebut. Sementara, proses pembangunannya diperkirakan memakan waktu antara tiga hingga empat tahun. Untuk satu atau dua tahun pertama merupakan waktu yang diperlukan untuk pembangunan pabrik. Lalu, satu tahun berikutnya digunakan untuk proses sertifikasi. Sehingga pabrik itu akan beroperasi secara komersial di 2018 atau 2019. Vidjongtius menambahkan, saat ini manajemen tengah melakukan finalisasi penetapan kontraktor yang bakal mengerjakan pabrik tersebut. Ada dua pilihan, kontraktor asal China atau Korea. Tidak menutup kemungkinan jika nantinya perseroan bakal menggunakan jasa kedua kontraktor tersebut sekaligus. Sebab, keduanya memiliki kelebihannya masing-masing. Catatan saja, emiten dengan kode saham KLBF di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu memang memiliki agenda tetap untuk memproduksi produk baru. Setiap tahun, manajemen menyiapkan Rp 125 miliar untuk riset dan pengembangan. Tahun ini, KLBF memiliki pipeline peluncuran 10 produk baru. Salah satu yang paling dekat adalah produk susu. Pasalnya, pabrik susu KLBF di Sukabumi akan selesai di semester kedua tahun ini. Sekedar informasi, KLBF telah memiliki 2 pabrik susu di Cikampek. Secara keseluruhan, perseroan menganggarkan belanja modal tahun ini sebesar Rp 1,1 miliar. Sumber pendanaannya berasal dari kas internal. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News