JAKARTA. Tahun ini PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berikhtiar memacu ekspor di pasar ASEAN. Emiten saham di industri farmasi ini akan memasarkan sejumlah produk baru ke beberapa ASEAN, termasuk Filipina.Vidjongtius, Direktur dan Sekretaris Perusahaan KLBF, menyatakan, perusahaan ini akan memasarkan produk nutrisi seperti susu serta beberapa produk obat ke Filipina. "Kami melihat berbagai peluang yang ada di sana. Sampai saat ini, minimal dua produk yang diekspor ke setiap negara," jelas Vidjongtius di Jakarta, Senin (30/12).Selain Filipina, KLBF juga menyasar Myanmar dan Vietnam. Kedua negara ini sudah menjadi sasaran ekspor KLBF sejak tahun 2013. Namun, perusahaan tersebut masih kesulitan menembus pasar farmasi dan nutrisi dua negara tersebut.Khusus di Myanmar dan Vietnam, KLBF berniat mencari mitra strategis. Sebab kedua negara itu cukup potensial sebagai pasar produk-produk farmasi. Namun sayang, hingga saat ini KLBF masih belum menemukan mitra bisnis yang cocok di Myanmar dan Vietnam.Oleh karena itu, KLBF mengubah strategi ekspansi di Myanmar dan Vietnam. KLBF akan menjual secara langsung obat-obat bebas dan produk nutrisi tanpa menggandeng mitra lokal.Ekspansi tersebut akan mulai dilakukan pada kuartal kedua tahun 2014. "Kalau ada peluang untuk kerja sama dengan perusahaan farmasi lokal setempat, akan lebih baik. Tetapi sekarang yang penting jual produk baru dulu," jelasnya.Pendapatan KLBF tahun ini dari pasar ekspor diperkirakan tidak bertumbuh pesat. Pasalnya, ekspansi regional diperkirakan hanya menambah 1% pendapatan ekspor KLBF.Vidjongtius menyebutkan, tahun 2013 pendapatan ekspor hanya menyumbang 4% dari total pendapatan perusahaan tersebut. Manajemen KLBF berharap, kontribusi pendapatan dari pasar ekspor bisa naik menjadi 5%-10% dari total pendapatannya, dalam lima tahun ke depan.Pendapatan naik 15%Secara umum, KLBF tak terlalu ekspansif di tahun ini. Hal itu tampak pada pengurangan anggaran ekspansi emiten farmasi tersebut. Tahun 2013, KLBF menyediakan anggaran belanja Rp 1,2 triliun. Tahun ini, KLBF menyediakan anggaran belanja sekitar Rp 1 triliun.Vidjongtius menyatakan, KLBF memang mematok target konservatif bagi pertumbuhan pendapatan tahun ini. Meskipun, pertumbuhan industri farmasi diprediksi masih kencang karena terbentuknya Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS).Tahun ini Pendapatan KLBF diperkirakan naik 15% dibandingkan prediksi tahun 2013 yang sebesar Rp 16 triliun. Asal tahu saja, target pendapatan tahun 2013 naik 18% dari pencapaian tahun 2012. Namun sebagai catatan, pertumbuhan pendapatan yang diperoleh KLBF lebih tinggi ketimbang rata-rata pertumbuhan pasar industri farmasi yang sebesar 15% di tahun 2013.Tahun ini, pendapatan KLBF juga ditopang oleh hasil perluasan pabrik yang sudah dilakukan sejak 2013. Pabrik onkologi yang menelan anggaran Rp 200 miliar itu akan beroperasi awal tahun ini. KLBF akan memperluas pabrik di Cikarang dengan anggaran Rp 100 miliar. Saat ini, utilisasi pabrik Cikarang sudah 70%.Riset Analis Ciptadana Securities, Christine Natasya, yang terbit akhir tahun lalu merekomendasikan hold saham KLBF dengan target harga Rp 1.380 per saham. Senin (30/12) harga KLBF ada di Rp 1.250 per saham.Christine menilai, depresiasi rupiah akan menggerus marjin KLBF. Tahun 2013, marjin kotor KLBF diprediksi sama seperti tahun 2012, yakni 48%. Sedangkan tahun 2014, angkanya diprediksi turun menjadi 47%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
KLBF perbesar ekspor di kawasan ASEAN
JAKARTA. Tahun ini PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berikhtiar memacu ekspor di pasar ASEAN. Emiten saham di industri farmasi ini akan memasarkan sejumlah produk baru ke beberapa ASEAN, termasuk Filipina.Vidjongtius, Direktur dan Sekretaris Perusahaan KLBF, menyatakan, perusahaan ini akan memasarkan produk nutrisi seperti susu serta beberapa produk obat ke Filipina. "Kami melihat berbagai peluang yang ada di sana. Sampai saat ini, minimal dua produk yang diekspor ke setiap negara," jelas Vidjongtius di Jakarta, Senin (30/12).Selain Filipina, KLBF juga menyasar Myanmar dan Vietnam. Kedua negara ini sudah menjadi sasaran ekspor KLBF sejak tahun 2013. Namun, perusahaan tersebut masih kesulitan menembus pasar farmasi dan nutrisi dua negara tersebut.Khusus di Myanmar dan Vietnam, KLBF berniat mencari mitra strategis. Sebab kedua negara itu cukup potensial sebagai pasar produk-produk farmasi. Namun sayang, hingga saat ini KLBF masih belum menemukan mitra bisnis yang cocok di Myanmar dan Vietnam.Oleh karena itu, KLBF mengubah strategi ekspansi di Myanmar dan Vietnam. KLBF akan menjual secara langsung obat-obat bebas dan produk nutrisi tanpa menggandeng mitra lokal.Ekspansi tersebut akan mulai dilakukan pada kuartal kedua tahun 2014. "Kalau ada peluang untuk kerja sama dengan perusahaan farmasi lokal setempat, akan lebih baik. Tetapi sekarang yang penting jual produk baru dulu," jelasnya.Pendapatan KLBF tahun ini dari pasar ekspor diperkirakan tidak bertumbuh pesat. Pasalnya, ekspansi regional diperkirakan hanya menambah 1% pendapatan ekspor KLBF.Vidjongtius menyebutkan, tahun 2013 pendapatan ekspor hanya menyumbang 4% dari total pendapatan perusahaan tersebut. Manajemen KLBF berharap, kontribusi pendapatan dari pasar ekspor bisa naik menjadi 5%-10% dari total pendapatannya, dalam lima tahun ke depan.Pendapatan naik 15%Secara umum, KLBF tak terlalu ekspansif di tahun ini. Hal itu tampak pada pengurangan anggaran ekspansi emiten farmasi tersebut. Tahun 2013, KLBF menyediakan anggaran belanja Rp 1,2 triliun. Tahun ini, KLBF menyediakan anggaran belanja sekitar Rp 1 triliun.Vidjongtius menyatakan, KLBF memang mematok target konservatif bagi pertumbuhan pendapatan tahun ini. Meskipun, pertumbuhan industri farmasi diprediksi masih kencang karena terbentuknya Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS).Tahun ini Pendapatan KLBF diperkirakan naik 15% dibandingkan prediksi tahun 2013 yang sebesar Rp 16 triliun. Asal tahu saja, target pendapatan tahun 2013 naik 18% dari pencapaian tahun 2012. Namun sebagai catatan, pertumbuhan pendapatan yang diperoleh KLBF lebih tinggi ketimbang rata-rata pertumbuhan pasar industri farmasi yang sebesar 15% di tahun 2013.Tahun ini, pendapatan KLBF juga ditopang oleh hasil perluasan pabrik yang sudah dilakukan sejak 2013. Pabrik onkologi yang menelan anggaran Rp 200 miliar itu akan beroperasi awal tahun ini. KLBF akan memperluas pabrik di Cikarang dengan anggaran Rp 100 miliar. Saat ini, utilisasi pabrik Cikarang sudah 70%.Riset Analis Ciptadana Securities, Christine Natasya, yang terbit akhir tahun lalu merekomendasikan hold saham KLBF dengan target harga Rp 1.380 per saham. Senin (30/12) harga KLBF ada di Rp 1.250 per saham.Christine menilai, depresiasi rupiah akan menggerus marjin KLBF. Tahun 2013, marjin kotor KLBF diprediksi sama seperti tahun 2012, yakni 48%. Sedangkan tahun 2014, angkanya diprediksi turun menjadi 47%.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News