KLH rancang strategi kelola keanekaragaman hayati



JAKARTA. Indonesia merupakan negara hotspot biodiversity yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi. Sayangnya, laju kemerosotan hayati juga terbilang sangat tinggi.  

Padahal, sektor berbasis keragaman hayati memberikan kontribusi hampir 25% dari PDB nasional. Peranannya bisa dimanfaatkan untuk sektor pangan dan pertanian, sandang, energi, peralatan, kertas, obat-obatan, kosmetik dan lainnya.

Karena itu, Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) berupaya untuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.


Salah satu caranya, membuat program strategi nasional pengelolaan jenis asing invansif. Misalnya, antara lain, dengan gerakan penyadaran pentingnya sumber alam dalam sekitar pangan, bioenergi, obat-obatan, jasa, lingkungan.

Selain itu, melalui peningkatan kualitas dam kuantitas untuk memberikan perlindungan spesies, ekosistem dan genetik. Dan, melalui penangkaran flora dan fauna yang terancam punah untuk pelestarian flora dan fauna di habitat alaminya.  

Tak hanya itu, kebijakan pemanfaatan teknologi dan pengembangan inovasi teknologi pun menjadi pilihan melalui riset yang dilakukan.

“Didalamnya ada langkah-langkah, kapan dilakukan, siapa yang melakukan, sekarang kita identifikasi dulu. Tapi bukan berarti saat ini kita tak melakukan apa-apa, sekarang ada karantina tumbuhan atau hewan, itu salah satunya,” kata Arief Yuwono, Deputi Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim KLH, saat media briefing di Jakarta, Rabu (21/5). 

KLH juga bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, Kementerian Kehutanan dan Kementerian Kelautan dan Perikanan, LIPI, Perguruan Tinggi dalam melaksanakan strategi yang dibuat. Mereka bersama-sama mengidentifikasi jenis asing invansif yang msuk ke Indonesia.

“Nantinya ada daftar yang akan diterbitkan sebagai upaya untuk mengidentifikasi jenis asing invansif yang masuk ke Indonesia,” ujar Arief. 

Diperkirakan, ada sekitar 1.800 jenis asing invansif yang masuk, namun baru sekitar 308 jenis yang teridentifikasi. Keanekaragaman hayati memiliki peran penting untuk pembangunan nasional, apalagi cadangan migas semakin menipis.

Namun sayangnya, keanekaragaman hayati ini terancam punah akibat kerusakan habitat, jenis asing invansif juga pencurian sumber daya genetik Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan