KLH siapkan antisipasi hadapi El Nino



JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) telah bersiap menghadapi El Nino yang biasa terjadi sekitar Mei – Juni setiap tahunnya. Arif Yuwono, Deputi  Bidang Pengendalian Lingkungan dan Perubahan Iklim KLH, mengatakan sebagai antisipasi, KLH telah memiliki peta rawan kebakaran.

Saat ini KLH sering melakukan simulasi untuk menghadapi kebakaran hutan. Melibatkan berbagai elemen masyarakat, juga meningkatkan patrol dan pemadaman dini.  “Jadi nanti semua mengerti kalau ada api harus berbuat apa,” ujarnya, di Jakarta, Kamis (17/4).

Sesuai dengan Inpres No 16 tahun 2011 tentang Peningkatan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan. Semua pihak berupaya untuk mencegah kebakaran hutan , terutama menjelang El Nino yang membuat musim kemarau tahun ini menjadi lebih kering dibanding tahun 2013. “Dengan adanya inpres juga penguatan di semua kabupaten, Juni nanti aman,” ujar Arif optimis.


Saat ini ada delapan provinsi yang diamati dengan seksama, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

Perhatian ekstra diberikan untuk Riau mengingat banyaknya lahan dan hutan yang terbakar. Sampai dengan Sabtu, (15/3) tercatat ada 18.725  hektar luas hutan dan lahan di Riau terbakar. “Kalau di Riau ini bukan hanya api yang berbahaya, tapi juga perlu diperbaiki tata ruangnya, biar tidak saling tumpang tindih,” katanya.  

Menurut Arif, anggaran untuk pemadaman di Riau mencapai Rp 500 miliar dan kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp 20 Triliun. Belum termasuk kerugian ekologi dan emisi yang dihasilkan dari kebakaran itu. “Sekarang lagi dihitung berapa besar kerugian ekologinya. Apalagi kalau lahan gambut kan mengeluarkan emisi sepuluh kali lipat lebih banyak," katanya.

Arif juga menghimbau untuk mengantisipasi kebakaran hutan yang mungkin saja terjadi lagi, harus ada peran serta semua pihak. “Jangan tunggu ada pelanggaran, siapa saja yang punya peran dan tanggung jawab. Kita harus lakukan pencegahan represif,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan