KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memberikan apresiasi tinggi terhadap pagelaran SPEx2 Award 2024. Sebagai bagian dari upaya edukasi dalam mengimplementasikan strategi keberlanjutan. Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro, acara ini merupakan energi sosial positif yang sangat penting untuk dikembangkan. Sigit Reliantoro menjelaskan bahwa saat ini dunia menghadapi tantangan besar terkait perubahan iklim atau "climate change in action".
Baca Juga: Gencar Transformasi Digital, Gunung Raja Paksi (GGRP) Sabet SPEx2® DX Award 2023 Salah satu kendala utama dalam penanganan masalah ini adalah adanya pola pikir yang terjebak dalam lingkaran setan, di mana setiap pihak berfokus pada kepentingan sendiri tanpa adanya keputusan yang koheren untuk solusi bersama. Masalah ini diperparah dengan fenomena collective action problem, di mana alih-alih bekerja sama, banyak pihak bersaing untuk mendapatkan manfaat terbesar dari sumber daya alam, yang seharusnya dikelola secara berkelanjutan. "Oleh karena itu, perlu adanya dorongan positif untuk mengatasi fatalisme dan mendorong tindakan yang konstruktif. Kami mengapresiasi setiap inisiatif yang memperkuat wacana positif ini, termasuk SPEx2 Award," ungkap Sigit dalam acara SPEx2 Award di Jakarta, Rabu (31/7).
Baca Juga: Ini Daftar Perusahaan Pemenang SPEx2® DX Award 2023 KLHK sendiri telah mencatat adanya 3.678 perusahaan yang terdaftar di Indonesia, yang sebagian besar berfokus pada sektor fasilitas kesehatan. Namun, Sigit menyoroti bahwa perlu ada lebih banyak perhatian pada upaya pencegahan, bukan hanya pengobatan. Selain itu, masih ada masalah besar terkait perkebunan kelapa sawit yang mempengaruhi upaya penanganan perubahan iklim. KLHK melakukan pengawasan rutin terhadap 4.494 perusahaan setiap tahun untuk menilai ketaatan mereka terhadap peraturan lingkungan. Di tahun 2023, tingkat ketaatan perusahaan relatif baik, dengan hanya 24,93 persen yang tidak mematuhi peraturan. "Meskipun terjadi penurunan ketaatan di tahun-tahun tertentu, seperti 2018 dan 2021, tren ketaatan menunjukkan perbaikan yang signifikan," sambungnya. Sigit juga melaporkan bahwa upaya efisiensi energi dan penurunan emisi yang dilakukan oleh perusahaan membuahkan hasil positif.
Baca Juga: The 8th Annual Strategy-into-Performance Execution Excellence (SPEx2®) DX Award Di tahun 2023, tercatat penurunan emisi gas rumah kaca sekitar 290 juta ton CO2, efisiensi energi mencapai 554 gigajoule per tahun, dan penghematan biaya mencapai Rp158,54 triliun. Program CSR dan pemberdayaan masyarakat juga menunjukkan kontribusi yang signifikan, dengan Rp1,56 triliun disalurkan pada tahun 2023. Kontribusi dunia usaha terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) juga meningkat, dengan total kontribusi mencapai Rp57,34 triliun. Fokus utama adalah pada SDGs no.7 (Energi Bersih) dan SDGs no.12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab), dengan 2.552 aktivitas terkait. "Ini adalah gambaran betapa besar kekuatan dunia usaha dalam menyelesaikan masalah global dan lokal. Kami berharap SPEx2 Award dapat terus mendorong inovasi dan praktik terbaik dalam keberlanjutan," tutup Sigit Reliantoro. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto