KLHK dorong budidaya sutera alam



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Budidaya untuk produk sutera alam cocok dikembangkan di negara-negara tropis karena murbei, sebagai pakan ulat sutera, tumbuh sepanjang tahun. Kondisi ini merupakan peluang bagi Indonesia, untuk mengembangkan komoditas tersebut secara luas.

Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK Agus Justianto menyampaikan, Indonesia mempunyai beberapa faktor pendukung bagi pengembangan persuteraan alam.

Pertama karena kondisi alam dan iklim yang sesuai. Kedua karena supply – demand produk sutera yang cukup besar membuka peluang pasar.


Tapi budidaya persuteraan alam juga menghadapi berbagai tantangan antara lain, antusiasme masyarakat yang rendah karena rendahnya harga sutera lokal, dan ketidakpastian harga serta tingkat produktivitas yang belum optimal.

“Belum optimalnya produktivitas budidaya persuteraan alam disebabkan penggunaan bibit ulat serta pakan daun murbei yang berkualitas rendah,” jelasnya, dalam keterang resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (7/11).

Oleh karena itu, BLI bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) KLHK, melakukan transfer teknologi pengembangan telur ulat sutera, dan murbei hibrida. BLI menerapkan teknologi ini kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) yang menjadi Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Bina Mandiri Sukabumi, Jawa Barat.

“Aplikasi penggunaan bibit unggul persuteraan alam hasil inovasi Badan Litbang dan Inovasi, dengan hibrid ulat PS 01, dan hibrid murbei SULI 01 ini, merupakan salah satu upaya membangkitkan kembali pengembangan persuteraan alam di daerah potensial yang memiliki kesesuaian agroklimat,” kata Agus.

Kegiatan pengembangan telur ulat sutera, dan murbei hibrida ini, dilakukan melalui skema kemitraan kehutanan antara KUPS Bina Mandiri dengan PT Begawan Sutera Nusantara. Prosesnya melalui program Perhutanan Sosial.

Bambang berpendapat, dengan pendekatan pendampingan teknologi dari Litbang harapannya produktivitas meningkat. " Di lokasi ini diharapkan dapat dikembangkan sekolah lapang untuk petani-petani sutera yang lain, sehingga dapat menjadi modal pengembangan usaha sutera alam Indonesia”, jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto