KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebut eksplorasi minyak dan gas bumi (Migas) di Blok Warim khususnya di area yang bersinggungan dengan kawasan Taman Nasional Lorentz atau hutan konservasi tidak bisa digarap begitu saja.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menjelaskan, sebelumnya eksplorasi migas di wilayah Blok Warim sudah pernah diusulkan hanya saja belum secara formal dilakukan oleh SKK Migas.
“(Blok Warim) yang di Papua itu? Kan ini wilayah konservasi. Belum ada eksplorasi di sana kan harus dibahas dahulu,” ujarnya ditemui selepas acara
Energy Transitions Conference & Exhibition dan Anugerah DEN 2023 di Jakarta, Rabu (18/10).
Siti menegaskan, bahwa Blok Warim sebagian merupakan kawasan konvervasi sehingga harus ada prosedur khusus yang harus dijalankan. Namun sayang, dia tidak memerinci seperti apa prosedur khusus yang dimaksud.
Baca Juga: Kata Pakar Soal SK Datin KLHK Terkait Kegiatan Usaha di Kawasan Hutan Sebelumnya, SKK Migas mengakui sudah berkirim surat ke KLHK ihwal dispensasi pengembangan migas di Blok Warim dan potensi migas yang tersimpan di sana.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menyatakan sebagian area Warim yang bersinggungan dengan kawasan Taman Nasional Lorentz, izin eksplorasinya sedang diurus ke pemerintah. “Sedang diurus ya, khususnya terkait dengan KLHK karena hutan lindung. Potensi (migas) lumayan nanti kita lihat bagaimana kemudahan-kemudahannya,” jelasnya ditemui di Hotel Sultan, Rabu (31/5) lalu. Jika proses izin dari KLHK sudah selesai, maka akan segera dilaksanakan kegiatan
joint study di area Warim. Setelah itu, blok migas tersebut akan segera dilelang. Sebelumnya, Kepala Divisi Eksplorasi, Lingkungan Deputi Eksplorasi, Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Sunjaya Eka Saputra menyatakan, tidak semua area Warim masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Lorentz. Setelah pengecualian khusus sudah didapatkan, SKK Migas akan langsung mengkomunikasikannya pada calon investor yang berniat masuk ke Warim. Belum lama ini pula, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengungkapkan, saat ini sudah ada KKKS asing yang mau melakukan pendalaman terhadap blok tersebut. Hanya saja, ia enggan merinci nama perusahaan ataupun dari mana persisnya perusahaan tersebut berasal. “Pokoknya bule (perusahaan asing),” ujarnya saat ditemui wartawan di hari ketiga ICIUOG 2023 di Badung-Bali, Jumat (22/9).
Baca Juga: Perpres CCS/CCUS Segera Terbit, Ini Bocoran Poin-Poin Pentingnya Arifin tidak merinci kapan Blok Warim bakal dilelang. Yang terang, ia membeberkan bahwa saat ini pemerintah tengah mempromosikan blok yang diperkirakan memiliki potensi migas melebihi Blok Masela tersebut.
“Kan perlu kita promosiin dulu,” ujarnya. “Ya mau kita lelang (tapi kalau) orang-orang pada enggak tau di awal-awal gini kan gimana,” imbuhnya lagi. Kementerian ESDM sempat memaparkan bahwa potensi gas bumi dari Area Warim, Papua bisa mencapai dua kali lipat dari cadangan Blok Masela dalam konferensi pers di awal tahun ini. Secara terperinci, potensi minyak Area Warim mencapai 25.968 juta barel minyak (MMBO), sementara gas bumi sebesar 47,37 triliun kaki kubik (TCF). "Ini dua kali lipat dari Masela dan sama dengan Natuna hanya saja Natuna banyak CO2-nya," kata Arifin dalam Konferensi Pers Kinerja ESDM 2022 dan Target 2023, Senin (30/1). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .