Klien tambah, Berlina borong mesin baru



JAKARTA. Perubahan kebijakan Unilever global  atas suplier kemasan tak berpengaruh ke bisnis PT Berlina Tbk (BRNA). Hingga kini, pasokan Berlina ke PT Unilever Indonesia Tbk masih lancar. 

Roberto Bernhardeta, Direktur Berlina memastikan hingga saat ini, tidak mengalami kendala untuk memasok produk kemasan kepada PT Unilever Indonesia. "Tidak ada masalah, lancar-lancar saja," tegasnya kepada KONTAN, Selasa (23/6).

Ia juga enggan berkomentar soal kabar beberapa pelaku industri kemasan lokal yang mengeluh kesulitan memasok Unilever Indonesia. Sebab,  itu menjadi ranah Unilever untuk menjawab. "Coba konfirmasi ke pihak Unilever saja," tampik Roberto halus.


Bila melihat laporan keuangan Berlina pada tahun  2014, dari Rp 1,25 triliun pendapatan perusahaan kemasan ini, penjualan ke Unilever Indonesia berkontribusi sebesar 53% atau Rp 662,5 miliar.

Sejatinya, kontribusi tersebut turun tipis ketimbang  kinerja tahun 2013. Saat itu, penjualan Berlina ke Unilever Indonesia berkontribusi besar yakni sampai  69% dari total pendapatan 2013 yang tercatat Rp 960,99 miliar atau sebesar 663,1 miliar.

Roberto menjelaskan, pasokan Berlina ke Unilver sejatinya tidak turun. "Hanya kami mendapat klien-klien baru," klaim dia. Berdasarkan laporan keuangan Berlina 2014, selain Unilever, perusahaan ini juga memasok ke beberapa perusahaan. Antara lain: PT Beiersdorf Indonesia, PT Bayer Indonesia, PT Syngenta Indonesia, PT Reckit Benkinser Indonesia dan banyak lagi. 

Ia pun berharap, pasokan ke perusahaan yang menjadi kliennya semakin lancar tahun ini. Makanya, Berlina berencana akan membeli tujuh sampai delapan mesin produksi anyar.

Rencananya, mesin produksi ini bisa tiba di kuartal keempat tahun ini juga sehingga siap beroperasi di tahun depan. Ia berharap tambahan mesin produksi ini bisa mendongkrak total kapasitas produksi perusahaan ini lebih banyak yakni 15% sampai 20%. Tahun lalu, total produksi Berlina berkisar 21.000 metrik ton - 22.000 metrik ton.

Rencananya, mesin-mesin baru tersebut akan didatangkan dari beberapa negara Asia dan Eropa ini. Penempatan mesin-mesin tersebut di pabrik Berlina yang ada di Cikarang, Jawa Barat serta Pandaan, Jawa Timur.

Pembelian mesin Berlina  akan menggunakan belanja modal tahun ini yang sebesar Rp 150 miliar sampai Rp 180 miliar. Adapun harga satu mesin tersebut berkisar Rp 22 miliar sampai Rp 22,5 miliar.

Dengan aksi usaha ini, Berlina masih menargetkan pertumbuhan pendapatan 5% atau paling tidak menyamai pendapatan 2014 yang tercatat Rp 1,25 triliun. Target ini berkaca dari kondisi kurs rupiah yang masih saja kurang darah. Apalagi sebagian besar bahan baku kemasan Berlina masih impor.                             

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia