Kliring Berjangka (KBI) catatkan kenaikan pemanfaatan resi gudang di semester I-2021



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) berhasil kerek jumlah resi gudang yang diregistrasikan sepanjang semester I-2021.

KBI tercatat telah melakukan registrasi resi gudang sebanyak 230 resi gudang (RG) sepanjang paruh pertama tahun ini. Jumlah ini naik 49% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, di mana resi gudang yang diregistrasi hanyak sebanyak 154 RG.

Dari sisi jumlah komoditas, sepanjang semester I-2021, jumlah komoditas yang masuk resi gudang sebanyak 10 komoditas.  Angka tersebut juga naik dibanding tahun sebelumnya, yang hanya 6 komoditas.  


Dari sisi volume barang, total volume komoditas yang diresigudangkan mencapai 5.517 ton, atau melesat 44% dibandingkan periode yang sama di tahun 2020 di mana tercatat sebanyak 3.823 ton. 

Sedangkan dari sisi nilai barang, sepanjang enam bulan pertama di tahun ini, total nilai barang yang diregistrasikan ke resi gudang mencapai Rp 170,99 miliar. Jumlah tersebut juga melonjak lebih dari 124% secara year on year (yoy). Mengingat di periode yang sama tahun 2020 nilainya hanya Rp 76,186 miliar.

Baca Juga: Di tengah pandemi, kinerja Kliring Berjangka Indonesia tumbuh positif pada 2020

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, naiknya pemanfaatan resi gudang sepanjang semester I-2021 ini menunjukkan bahwa petani dan pemilik komoditas mulai memahami manfaat instrumen ini.

Dia juga meyakini resi gudang memiliki potensi besar untuk terus tumbuh, melihat banyaknya komoditas yang ada di Indonesia. 

“Sebagai instrumen untuk menjaga stabilitas harga, sudah selayaknya RG menjadi solusi bagi para petani dan pemilik komoditas. Selain itu, dengan memanfaatkan RG petani dan pemilik komoditas dapat menjaminkan RG-nya untuk mendapatkan pembiayaan,” kata Fajar dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (5/7).

Ke depan, Fajar menilai, tantangan yang akan dihadapi KBI adalah bagaimana manfaat dari resi gudang ini dapat dipahami oleh para petani dan pemilik komoditas. Oleh karena itu, pihaknya bersama dengan pemangku kepentingan lain di sektor resi gudang akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi terkait manfaat resi gudang kepada masyarakat, baik itu petani, pemilik komoditas maupun para pengelola gudang

Terkait pemanfaatan resi gudang, sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 14 Tahun 2021 yang merupakan Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 33 Tahun 2020 tentang Barang dan Persyaratan Barang yang dapat Disimpan dalam Sistem Resi Gudang, komoditas yang dapat masuk ke sistem resi gudang meliputi beras, gabah, jagung, kopi, kakao, karet, garam, lada, pala, ikan, bawang merah, rotan, kopra, teh, rumput laut, gambir, timah, gula putih kristal, kedelai serta ayam karkas beku. 

Fajar pun optimistis pemanfaatan resi gudang sampai dengan akhir 2021 akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan 2020. Sebagai catatan, sepanjang tahun 2020, jumlah resi gudang yang diregistrasikan mencapai 428 RG dari 8 komoditas dengan volume 9.593 ton senilai Rp 200,784 miliar

Baca Juga: Wamendag dorong peningkatan pemanfaatan fungsi sistem resi gudang (SRG) di Jatim

Dia menambahkan, berbagai upaya akan dijalankan KBI untuk mendorong pemanfaatan resi gudang ini, termasuk juga memperluas wilayah sosialisasi ke berbagai daerah khususnya ke sentra-sentra komoditas unggulan. 

“Selain edukasi dan literasi, kami sebagai pusat registrasi resi gudang juga terus mengembangkan system dan aplikasi registrasi. Terakhir kami telah memperbarui aplikasi registrasi resi gudang, yaitu IsWare NextGen. Dengan aplikasi yang menggunakan teknologi blockchain dan smart contract ini, petani dan pemilik komoditas akan diberikan kemudahan serta keamanan dalam melakukan registrasi,” pungkas Fajar.

Selanjutnya: Ini kata pedagang aset kripto pada rencana pembentukan bursa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari