JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah meluncurkan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) generasi II untuk meningkatkan transaksi non tunai. Bramudija Hadinoto, Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran BI, mengatakan, kliring generasi II ini lebih murah dan cepat dibandingkan generasi I, sehingga akan menarik masyarakat untuk melakukan transfer dana melalui kliring. “Kedepan, volume dan nilai transaksi kliring akan meningkat,” kata Bramudija, Rabu (10/6). BI memaparkan, sejak diluncurkan kliring generasi II terjadi kenaikan untuk volume dan nilai. Misalnya, untuk kliring transfer dana mencapai 305.383 volume transkasi dengan nilai Rp 6,5 triliun per 8 Juni 2015, dari 233.308 volume transaksi dengan nilai Rp 4,8 triliun per 5 Juni 2015. Adapun, rata-rata harian transaksi bulan Mei 2015, untuk kliring transfer dana mencapai 307.528 volume transaksi dengan nilai Rp 5,93 triliun. Dan untuk warkat mencapai 157.199 volume transaksi dengan nilai Rp 6,40 triliun. “Sedangkan, porsi nilai transaksi kliring masih lebih kecil dari pada RTGS, namun volumenya menguasai 87%,” tambahnya.
Kliring generasi II dorong transaksi non-tunai
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah meluncurkan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) generasi II untuk meningkatkan transaksi non tunai. Bramudija Hadinoto, Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran BI, mengatakan, kliring generasi II ini lebih murah dan cepat dibandingkan generasi I, sehingga akan menarik masyarakat untuk melakukan transfer dana melalui kliring. “Kedepan, volume dan nilai transaksi kliring akan meningkat,” kata Bramudija, Rabu (10/6). BI memaparkan, sejak diluncurkan kliring generasi II terjadi kenaikan untuk volume dan nilai. Misalnya, untuk kliring transfer dana mencapai 305.383 volume transkasi dengan nilai Rp 6,5 triliun per 8 Juni 2015, dari 233.308 volume transaksi dengan nilai Rp 4,8 triliun per 5 Juni 2015. Adapun, rata-rata harian transaksi bulan Mei 2015, untuk kliring transfer dana mencapai 307.528 volume transaksi dengan nilai Rp 5,93 triliun. Dan untuk warkat mencapai 157.199 volume transaksi dengan nilai Rp 6,40 triliun. “Sedangkan, porsi nilai transaksi kliring masih lebih kecil dari pada RTGS, namun volumenya menguasai 87%,” tambahnya.