KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sidang yang melibatkan Manchester City atas dugaan pelanggaran 115 aturan Premier League telah memicu ketidakpuasan dari klub-klub lain. Dikenal sebagai "sidang olahraga abad ini", proses hukum yang berlangsung di bawah kerahasiaan ketat ini dikecam karena kurangnya transparansi. Sidang yang digelar secara tertutup ini dipimpin oleh komisi tiga orang yang identitasnya tidak diungkapkan, sesuai dengan aturan Premier League, terutama Seksi W dari peraturan liga.
Ketertutupan dalam Sidang Manchester City
Hingga saat ini, detail mengenai sidang Manchester City terbatas pada daftar dasar aturan yang diduga dilanggar dan musim terjadinya pelanggaran tersebut. Meskipun foto tim hukum yang hadir di Pusat Penyelesaian Sengketa Internasional di London telah beredar, lokasi persidangan sebelumnya bahkan dirahasiakan.
Kurangnya informasi tidak hanya berdampak pada publik, tetapi juga pada klub-klub Premier League lainnya yang merasa dibatasi dalam akses informasi mengenai proses yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Sidang 115 Dakwaan Financial Fair Play Manchester City Berlangsung Selama 10 Minggu Sesuai aturan Premier League, keputusan antara (interlocutory decisions) dapat dibagikan jika dianggap "tepat", tetapi satu-satunya pembaruan resmi akan disampaikan setelah "keputusan akhir" diterbitkan di situs resmi liga. Aturan Premier League W.44 hanya menyatakan bahwa ketua komisi "dapat" memerintahkan adanya transkrip persidangan. Salah satu perwakilan klub menyatakan, "Kami hanya tahu berapa tagihannya pada akhirnya, tapi tidak banyak lagi yang kami ketahui," merujuk pada biaya hukum yang diperkirakan mencapai jutaan pound dan dapat dipotong langsung dari hak siar dan dana komersial klub.
Transparansi dalam Penegakan Aturan Premier League
Selama beberapa tahun terakhir, Premier League telah memperkenalkan lebih banyak transparansi dengan mengumumkan dugaan pelanggaran ketika tuduhan diajukan dan mempublikasikan keputusan komisi independen atau dewan banding setelah keputusan dibuat. Misalnya, keputusan tertulis untuk kasus pengurangan poin Everton dan Nottingham Forest tahun ini memiliki lebih dari 50 halaman. Namun, meski ada perbaikan ini, klub-klub tetap merasa frustasi dengan ketertutupan dalam proses sidang Manchester City. Seorang pengacara yang pernah menangani kasus untuk klub Premier League menyatakan bahwa "keadilan tidak hanya harus ditegakkan, tetapi juga harus terlihat ditegakkan."
Baca Juga: Skandal Financial Fair Play Manchester City: Bagaimana Dampak bagi Liga Primer? Pengacara tersebut juga menambahkan bahwa tidak ada alasan prinsipil untuk tidak mengadakan sidang secara terbuka, yang memungkinkan media untuk meliput secara akurat dan memastikan detail kasus baik tuduhan maupun pembelaannya diketahui oleh publik.
Tantangan Menerapkan Sidang Terbuka di Premier League
Meskipun beberapa pengacara olahraga, termasuk Nick De Marco, mendukung adanya transparansi lebih besar, mengubah aturan Premier League agar memungkinkan sidang terbuka akan memerlukan persetujuan mayoritas dari 14 klub. Ini menjadi tantangan, terutama karena setidaknya lima klub baru-baru ini menghadapi investigasi. Selain itu, beberapa pihak merasa bahwa sidang terbuka dapat memengaruhi cara klub dan pemilik berperilaku, karena mereka sangat peduli terhadap citra publik mereka. De Marco juga menyoroti pentingnya sidang publik dalam memegang tribun olahraga agar dapat dipertanggungjawabkan, sama halnya dengan pengadilan umum. Keputusan yang diambil di balik pintu tertutup lebih rentan terhadap korupsi atau kelalaian, menurutnya, dan dengan lebih banyak transparansi, kepercayaan publik terhadap administrasi olahraga juga akan meningkat.
Implikasi Kasus Manchester City
Kasus dugaan pelanggaran aturan oleh Manchester City mencakup berbagai tuduhan dari 2009 hingga 2023, dan jika terbukti, sanksi yang dihadapi oleh klub bisa sangat serius, mulai dari peringatan, denda, pengurangan poin, hingga potensi dikeluarkan dari liga.
Baca Juga: Sidang Manchester City Terkait Tuduhan 115 Pelanggaran Aturan Keuangan Dimulai Hingga saat ini, Manchester City membantah semua tuduhan tersebut dan sidang diperkirakan berlangsung selama sekitar 10 minggu, dengan hasil yang kemungkinan akan diumumkan pada awal tahun depan, sebelum akhir musim Premier League. Kendati begitu, publik masih sangat menantikan bagaimana sidang ini akan berakhir, mengingat besarnya implikasi kasus ini bagi masa depan Premier League dan pengaruhnya terhadap penegakan aturan Financial Fair Play di sepak bola Inggris.
Editor: Handoyo .