Klub-Klub Liga Primer Inggris Menyetujui Perubahan Aturan Sponsorship



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perubahan aturan transaksi pihak terkait (Associated Party Transactions/APTs) di Liga Premier Inggris menjadi perhatian utama dalam menjaga keseimbangan kompetitif dan integritas liga. 

Aturan transaksi pihak terkait awalnya diterapkan untuk memastikan bahwa klub tidak memperoleh keuntungan yang tidak wajar dari kesepakatan komersial dengan perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan pemilik klub.

Aturan ini bertujuan untuk menjaga agar nilai sponsor tetap dalam batas "nilai pasar yang wajar" sehingga mencegah inflasi biaya gaji pemain dan ketimpangan kompetitif.


Baca Juga: Prediksi Line-up Manchester United vs Ipswich pada Pertandingan Perdana Ruben Amorim

Pada tahun ini, panel independen menemukan bahwa beberapa elemen aturan APTs melanggar hukum.

Sebagai respons, Liga Premier mengusulkan amandemen aturan untuk memenuhi standar hukum, termasuk penyesuaian dalam penilaian pinjaman pemegang saham serta penghapusan beberapa revisi yang dibuat sebelumnya.

Keputusan Rapat dan Sikap Klub

Dalam rapat yang diadakan di London, Jumat lalu, 16 dari 20 klub Liga Premier memberikan suara mendukung perubahan aturan APTs.

Klub-klub seperti Manchester City, Newcastle United, Nottingham Forest, dan Aston Villa menentang perubahan ini. Untuk mengesahkan perubahan, diperlukan minimal 14 suara setuju, sehingga keputusan ini tetap berlaku meskipun terdapat oposisi.

Sebelum rapat, Manchester City dan Aston Villa secara aktif meminta dukungan dari klub lain untuk menunda atau membatalkan pemungutan suara. Namun, mayoritas klub memilih untuk melanjutkan amandemen tersebut demi menjaga integritas kompetitif liga.

Isi Perubahan Aturan

Perubahan yang disahkan meliputi beberapa poin utama berikut:

  1. Integrasi Penilaian Pinjaman Pemegang Saham Liga Premier memasukkan evaluasi terhadap pinjaman yang diberikan oleh pemegang saham ke dalam cakupan aturan APTs. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pinjaman tersebut tidak digunakan untuk memberikan keuntungan finansial tidak wajar kepada klub.

  2. Penghapusan Revisi Sebelumnya Beberapa revisi yang dibuat awal tahun ini dianggap melanggar hukum dan kini dihapuskan. Perubahan ini diharapkan dapat menciptakan landasan hukum yang lebih kokoh untuk aturan APTs.

  3. Penguatan Nilai Pasar yang Wajar Fokus utama aturan tetap pada memastikan bahwa setiap kesepakatan komersial dengan pihak terkait mencerminkan nilai pasar yang wajar, tanpa manipulasi untuk keuntungan tertentu.

Baca Juga: Drama Liga Inggris! Konflik Man City vs Premier League Soal Sponsorship Berlanjut

Dampak Perubahan terhadap Klub Liga Premier

Manfaat bagi Liga Secara Keseluruhan

  • Menjaga Keseimbangan Kompetitif Dengan memperketat aturan, Liga Premier berupaya mencegah klub yang didukung oleh negara atau entitas besar lainnya untuk mendominasi melalui kesepakatan sponsor bernilai fantastis.

  • Penguatan Integritas Liga Aturan ini membantu menjaga kredibilitas Liga Premier di mata publik dan mitra komersial global.

Konsekuensi bagi Klub yang Menentang

  • Tantangan Hukum Manchester City telah mengindikasikan kemungkinan langkah hukum lebih lanjut untuk menentang perubahan ini. Mereka berpendapat bahwa amandemen tersebut tidak sejalan dengan keputusan panel tribunal sebelumnya.

  • Ketegangan Internal Liga Perselisihan ini menciptakan perpecahan di antara klub-klub Liga Premier, yang sebelumnya dikenal solid dalam mengambil keputusan bersama.

Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Robert Lewandowski, Hampir Berseragam Manchester United!

Potensi Konflik di Masa Depan

Rapat ini dipandang sebagai ujian penting bagi kemampuan Liga Premier untuk menegakkan aturan yang diklaim penting demi keseimbangan kompetitif.

Namun, konflik hukum yang melibatkan Manchester City dan ancaman litigasi lebih lanjut dapat memperburuk situasi.

City berpendapat bahwa aturan APTs yang ada perlu diganti sepenuhnya, bukan hanya direvisi. Jika pengadilan tribunal pada akhirnya berpihak kepada City, keputusan pemungutan suara ini bisa menjadi tidak relevan.

Hal ini berpotensi memperpanjang perselisihan hukum yang saat ini sudah membebani Liga Premier secara finansial dan reputasi.

Editor: Handoyo .