KMI Wire and Cable Akan Menambah Mesin Baru



JAKARTA. Produsen kabel PT KMI Wire and Cable Tbk berencana menambah tujuh unit mesin baru dalam dua tahun ini. Untuk tahun 2013, perusahaan akan mengalokasikan dana sebesar Rp 46,1 miliar yang diambil dari belanja modal (capex) untuk membeli mesin dan peralatan.

Asep Kusno, Sekretaris Perusahaan PT KMI Wire & Cable Tbk mengatakan, penambahan mesin ini dilakukan secara bertahap. Harapannya, mesin baru mulai bisa digunakan untuk berproduksi pada akhir tahun 2014. "Mesin ini untuk meningkatkan penetrasi pada lini produk yang sudah ada," katanya, Kamis (27/6).

Tahun ini, perusahaan yang berkode emiten KBLI mengalokasikan belanja modal Rp 135,1 miliar. Dari jumlah itu, sekitar Rp 46,1 miliar akan digunakan untuk membeli mesin dan peralatan. Hingga pertengahan tahun ini, realisasi belanja modal untuk pembelian mesin dan peralatan sudah mencapai Rp 10,6 miliar.


Saat ini, pabrik milik KBLI memiliki kapasitas terpasang untuk produksi kabel tembaga sebanyak 21.000 ton per tahun dan kapasitas terpasang untuk produksi kabel alumunium sebanyak 12.000 ton per tahun. Tahun ini, perusahaan itu menargetkan bisa memproduksi kabel tembaga hingga 18.000 ton dan kabel timah sebesar 11.100 ton.

Hingga Juni 2013, produksi kabel tembaga KBLI diperkirakan mencapai 8.900 ton. Sedangkan produksi kabel alumunium mencapai 5.500 ton. Direktur KBLI, Iming Sujana mengatakan, tahun ini perusahaan menargetkan penjualan sebesar Rp 2,54 triliun, naik 11,9% dibanding realisasi penjualan tahun 2012. Dari jumlah itu, sekitar 72% atau setara Rp 1,83 triliun diperkirakan bakal disumbang dari penjualan kabel tembaga. Sementara, 26% atau setara Rp 645 miliar dikontribusi dari penjualan kabel aluminium. Sisanya 2% akan disumbang dari produk lainnya.

Menurut Iming, kontributor terbesar penjualan KBLI tahun ini masih dari pelanggan swasta sebesar 71%. "Dari PLN, kami proyeksikan mencapai Rp 608 miliar atau 24% dari total penjualan," ujarnya.

Tren pelemahan mata uang Rupiah dan fluktuasi harga komoditas tembaga dan aluminium memang memberi risiko lebih pada bisnis KBLI. Untuk itu, Iming bilang, perusahaan memakai strategi khusus untuk mengantisipasinya.

Menurut Iming, perusahaan menerapkan harga jual yang fleksibel terhadap pelanggan, mengikuti fluktuasi harga komoditas. "Kalau harga komoditas naik saat kami beli (bahan baku), harga jual kami juga ikut naik. Begitu juga sebaliknya," ungkapnya.

Iming meyakini, langkah ini bakal ikut mendorong laba bersih KBLI hingga Rp 140 miliar selama tahun 2013. Angka ini naik 5,5% dibanding realisasi tahun 2012 yang mencapai Rp 125 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi