KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Knight Frank Indonesia membagikan outlook properti di tahun 2024 sekaligus kewaspadaan dalam pertumbuhan properti di Indonesia. Risiko geopolitik dari kondisi global terus membayangi terakumulasi dengan berbagai tantangan domestik, kondisi ini berdampak pada pergerakan investor, baik untuk properti komersial maupun properti residensial, yang cenderung wait and see hingga ada kepastian hasil penyelenggaraan pemilu. Pemulihan ekonomi setelah pandemi yang digulirkan juga harus melalui berbagai tantangan, mulai dari peningkatan inflasi, peningkatan suku bunga dan kenaikan BBM. Baca Juga: Entertainment District: Kawasan Hiburan Urban Keluarga Pertama di Indonesia Di tengah tantangan tersebut pemerintah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan industri properti, salah satunya insentif PPN DTP yang dirilis kembali akhir tahun lalu, mampu memberikan pesan dukungan untuk pertumbuhan properti yang positif. Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip
menyebutkan bahwa pertumbuhan properti di tahun 2024 akan diwarnai dengan tumbuhnya tren-tren baru yang menyesuaikan dengan dinamika pasar properti, seperti kehadiran green building dan digitalisasi pemasaran yang semakin marak untuk menangkap konsumen milenial. "Sejalan dengan itu, pengembangan infrastruktur di luar Pulau Jawa mendorong pertumbuhan properti yang lebih baik di luar Pulau Jawa, diikuti dengan inovasi dan diversifikasi produk yang menjadi navigasi yang terus diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pasar properti saat ini," ujar Willson dalam keterangan resminya, Jumat (19/1).
Baca Juga: Ciputra Development (CTRA) Mencatat Rekor Penjualan Di akhir tahun lalu, Knight Frank Indonesia juga melakukan survei untuk mendapatkan pandangan dari para pemangku kepentingan dalam menatap pertumbuhan sektor properti di tahun 2024. Hasil survei menunjukkan, pada tahun 2024
pertumbuhan ekonomi diperkirakan stabil dengan potensi terus tumbuh, meski tetap harus waspada ditengah kondisi ekonomi dan geopolitik global saat ini. Beberapa risiko utama di tahun 2024 yang perlu diantisipasi dalam menjaga Pertumbuhan Ekonomi, diantaranya dampak pemilu, potensi kenaikan suku bunga, dan kenaikan inflasi. Selain itu, hasil survei juga menunjukkan
prediksi pertumbuhan properti tahun 2024 diwarnai dengan asumsi tetap akan tumbuh, berdasarkan asumsi dari para pemangku kepentingan. Sebagian besar para pemangku kepentingan (67%) optimistis bahwa sektor properti akan mampu menjawab tantangan ekonomi di tahun 2024. Baca Juga: Suku Bunga BI Bisa Dipangkas Tahun Ini, Begini Respons Emiten Properti Sementara itu, insentif PPN DTP dinilai memberi dampak positif dalam pertumbuhan properti di akhir tahun 2023, setidaknya 73% menyatakan hal tersebut. Subsektor residensial (rumah tapak) diperkirakan akan terus tumbuh walaupun ada kekhawatiran terhadap suku bunga. Sebaran perkembangan tren dari subsektor properti yang ditemukan yakni Rumah Tapak, Industri dan Pergudangan diprediksi akan meningkat, sektor ritel dan hotel diperkirakan stabil dan sektor Apartement Strata, Resor Vila dan Perkantoran akan Stagnan. Knight Frank Indonesia juga memperkirakan kota Jakarta, Ibu Kota Nusantara (IKN), Bali, Surabaya dan Tangerang menjadi Top 5 Cities yang dinilai akan memiliki prospek untuk pertumbuhan properti tahun ini.
Baca Juga: Simak Prospek Kinerja Sektor Properti di Tengah Sentimen Suku Bunga Sementara itu, sektor Energi Terbarukan, Logistik, dan Ecommerce dipercaya sebagai sektor bisnis yang memiliki daya ungkit positif terhadap pertumbuhan properti tahun ini. "Namun, para pemangku kepentingan mengingatkan bahwa, resesi global, kenaikan suku bunga dan perubahan kebijakan dari pemerintah yang baru diperkirakan akan menjadi tantangan dalam pertumbuhan properti di tahun ini," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto