Kocok Ulang Indeks FTSE Berlaku, Belum Ada Dampak Pergerakan Penghuni Baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. FTSE Russell mengocok FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific pada bulan ini. Perombakan konstituen FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific ini berlaku efektif setelah penutupan perdagangan Jumat (17/3) atau pada awal perdagangan Senin (20/3).

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) masuk sebagai konstituen large cap. Sedangkan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang sebelumnya mengisi posisi large cap, turun kelas ke mid cap.

Selanjutnya, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) masuk sebagai konstituen kategori small cap. ESSA menggantikan posisi PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) yang turun kasta ke kelas micro cap.


Kemudian, ada beberapa yang mengisi kelas micro cap yaitu PT Dana Brata Luhur Tbk (TEBE), PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk (JKON), PT Modernland Realty Tbk (MDLN).  PT Paninvest Tbk (PNIN), PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI), PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP), dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).

Sementara, ada lima saham yang keluar dari indeks FTSE kategori micro cap. Mereka adalah PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA), PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU), PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR), PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), dan PT Multipolar Technology Tbk (MLPT).

Baca Juga: Wall Street Turun di Tengah Tekanan Saham Bank Regional AS

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo mengatakan pergerakan saham-saham yang dalam indeks FTSE terlihat tidak terpengaruh oleh perubahan komposisi saham di indeks FTSE Global Equity Index Series Asia Pacific. Mayoritas saham tersebut masih bergerak dalam tren pelemahan jangka menengah.

Dalam jangka menengah-panjang, saham-saham tersebut terlihat lebih mengikuti prospek fundamental dari masing-masing emiten dan prospek positif pada sektor industri dari masing-masing, khususnya di emiten yang bergerak pada sektor teknologi, barang baku, dan pertambangan batu bara.

"Artinya, pengaruh dari perubahan komposisi FTSE Asia Pasific bisa dikatakan cukup minor terhadap kinerja saham-saham yang dimaksud," kata Praska kepada Kontan.co.id, Jumat (17/3).

Baca Juga: IHSG Ambles 1,29% Dalam Sepekan, Tertekan Sentimen Runtuhnya SVB

Praska menyarankan sebaiknya investor melakukan buy on weakness karena mayoritas saham dalam tren bearish jangka pendek hingga panjang.  Selain itu, investor juga perlu memperhatikan fundamental keuangan dari emiten tersebut masih mengalami pertumbuhan atau justru mulai perlambatan serta memperhatikan tingkat likuiditas transaksi.

Menurut Praska, indeks FTSE Asia Pasific dalam tren penurunan. Bahkan kinerja 1 tahun dari FTSE Asia Pasific masih tertinggal jauh dibanding IHSG yang masih bergerak sideways dengan level support di 6.530-an. 

Dari beberapa saham yang masuk indeks FTSE, Praska merekomendasikan saham MDKA, PNIN, MDLN, dan ESSA. 

"Investor bisa mencermati level support jangka panjang untuk menjadi entry point dalam mengakumulasi saham-saham tersebut," pungkas Praska.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati