Koin berbasis deFi bisa dijadikan pilihan menarik bagi investor kripto



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tokenomy dan Indodax baru saja mengeluarkan hasil survei mengenai seputar aset kripto di Indonesia terhadap 20.000 responden. Riset ini bertujuan memberikan insights dari para investor aset kripto soal pola pikir mereka dan pengambilan keputusan mereka. Riset ini diharapkan bisa memberikan informasi untuk keputusan investasi ke depan dan mengarahkan inovasi-inovasi lainnya.

Dari riset tersebut diketahui bahwa lima besar aset kripto terfavorit responden adalah Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Dogecoin (DOGE), Litecoin (LTC), dan Ripple (XRP).  Menurut Co-founder Cryptowatch dan pengelola channel Duit Pintar Christopher Tahir, saat ini BTC dan ETH masih jadi aset kripto dengan prospek paling menarik untuk jangka panjang.

Ia menilai, kedua aset tersebut merupakan aset kripto yang sudah terbukti seiring didukung banyak dana dari investor institusi. Di satu sisi, dengan belakangan ekosistem Binance Smart Chain (BSC) sedang bermasalah dengan banyaknya kebobolan data, membuat kedua aset kripto tersebut punya prospek yang lebih baik.


“Sementara untuk LTC, DOGE, dan XRP prospeknya hanya sekedar untuk trading saja dan tetap akan menarik asalkan investor mengerti analisis sebelum membuka posisi,” kata Christopher kepada Kontan.co.id, Jumat (28/5).

Baca Juga: Sempat tembus level US$ 40.000, harga Bitcoin jatuh ke posisi US$ 36.000

Christopher menjelaskan, secara fundamental ketiga koin tersebut kurang oke. DOGE sejauh ini belum punya fundamental yang baik karena dibuat hanya sebagai memecoin. Lalu untuk LTC sudah lama tidak ada lagi pengembangan dan sang pembuat, Charlie Lee juga sudah lama keluar. Sementara untuk XRP, koinnya sudah pre-mined dan pembuatnya pun punya kebiasaan untuk menjual koinnya ketika harga mengalami kenaikan.

Senada, CEO Triv.co.id Gabriel Rey mengungkapkan, dengan era suku bunga rendah saat ini dan kebijakan moneter yang longgar, maka BTC mutlak menjadi pilihan yang paling menarik. Menurutnya, BTC bisa dijadikan untuk memarkir dana guna menghindari kekayaan nilai inflasi.

Selain itu, DOGE juga dinilai masih menarik untuk dikoleksi karena memang sedang hype di Indonesia. Ia menyebut, saat ini di Triv, volume transaksi DOGE bahkan jauh lebih tinggi dari Bitcoin. Belum lagi, adanya potensi kenaikan harga ketika Elon Musk melakukan pom-pom pada aset kripto yang satu ini.

“Selain DOGE, aset kripto yang saat ini tengah hype adalah yang berbasis deFi. 1inch dan Uniswap merupakan salah satu deFi yang lagi hot karena demand untuk mendapatkan bunga di deFi saat ini sangat tinggi,” imbuh Gabriel.

Masih pada hasil riset yang sama, diungkapkan bahwa publikasi berita dari Coindesk, Cointelegraph dan Coinbase merupakan alat teratas yang digunakan para investor dalam mengambil keputusan investasi berikutnya. Setelahnya diisi oleh analisis teknikal dan bergabung dengan komunitas kripto pada platform online seperti Telegram.

Baik Christopher maupun Gabriel sama-sama menyarankan investor tidak hanya sebatas menggunakan berita sebagai acuan. 

Christopher menilai, bukan tidak mungkin berita yang diterbitkan sebenarnya sudah dibuat sedemikian rupa agar bisa mengerek harga aset tertentu.

Oleh karena itu, ia menyarankan investor turut mengimbangi informasi dari berita tersebut dengan data-data yang bisa menunjang. Lalu melakukan analisa sendiri atau memanfaatkan bantuan dari komunitas seperti Cryptowatch ataupun komunitas lainnya.

“Atau bisa juga pastikan diinvestasikan pada aset yang sudah terbukti seperti BTC dan ETH dengan cara Dollar Cost Averaging secara berkala dan disiplin dengan uang yang dingin pula tentunya,” ujarnya.

Baca Juga: Enggak tanggung-tanggung, miliarder AS ini siap borong kripto US$ 1,5 miliar

Tidak jauh berbeda, Gabriel juga merekomendasikan investor untuk melakukan analisa kelebihan dan kekurangan terhadap koin yang akan diinvestasikan. Misalnya, meliat seperti apa jumlah supplynya, lalu githubnya untuk source codenya dan juga team developernya. Serta yang paling penting, adalah jangan berinvestasi karena FOMO tanpa mengerti fundamentalnya.

Dalam riset ini, dapat disimpulkan bahwa investor mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap terhadap prospek aset kripto ke depannya. Hal ini tercermin dari 78,7% responden yang percaya untuk hold aset kripto secara jangka panjang. Serta, 79,6% responden mengatakan akan aktif melakukan trading aset kripto dalam 12 bulan ke depan.

Tokenomy percaya bahwa dengan semakin tingginya kepercayaan dan minat investor terhadap aset kripto akan membawa keuntungan bagi aset kripto itu sendiri. Mereka menemukan adanya korelasi antara harga BTC dengan lonjakan jumlah investor aset kripto. Pasalnya, riset mereka menemukan adanya lonjakan jumlah investor pada awal 2018 dan akhir 2020, kemudian diiringi dengan kenaikan harga BTC.

Hal ini pada akhirnya sejalan dengan ucapan pembuat BTC, Satoshi Nakamoto bahwa dengan semakin banyaknya pengguna, maka nilai dari sebuah koin akan meningkat yang pada akhirnya akan membuat adanya lingkaran berulang yang positif. Maksudnya, naiknya pengguna akan membuat nilai koin meningkat, yang pada akhirnya akan semakin menarik lebih banyak pengguna seiring nilainya yang juga meningkat dan begitu seterusnya.

Selanjutnya: Tokenomy dan Indodax rilis laporan investor aset kripto di Indonesia tahun 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi