Koinworks akui ada kendala pemenuhan pendanaan untuk pinjaman pendidikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan finansial teknologi (tekfin) peer to peer lending (P2P) bidang pendidikan terkendala pemenuhan dana. PT Lunaria Annua Teknologi atau Koinworks misalnya mengaku pemberi pinjaman lebih suka menyalurkan pinjaman ke modal kerja dibandingkan ke pendidikan.

"Kami punya dua produk yakni Koin Bisnis untuk modal kerja dan Koin Pintar untuk pendidikan. Survei pemberi pinjaman tahun lalu ada sekitar 25% hingga 30% tertarik dengan education loan karena tidak perlu return yang tinggi tapi aman dan bantu orang," ujar Chief Executive Officer and Co-Founder Koinworks Benedicto Haryono.

Benedicto menyebut, bunga yang dikenakan bagi peminjam Koin Bisnis mulai dari 9% hingga 20% per tahun. Sedangkan untuk Koin Pintar hanya 9% hingga 15% per tahun.


Hal ini menyebabkan pemberi pinjaman lebih suka menyalurkan dananya ke Koin Bisnis dibandingkan Koin Pintar. Oleh sebab itu, hingga saat ini pinjaman ke Koin Pendidikan hanya 8% dari total pinjaman Koinworks senilai Rp 900 miliar.

Sepanjang 2019 ini Koinworks membidik penyaluran pinjaman senilai Rp 2,2 triliun hingga Rp 2,3 triliun. Benedicto ingin 10% dari pinjaman ini dapat disalurkan untuk pinjaman pendidikan. Namun Ia menyebut bisa saja lebih besar bila perusahaan mampu menemukan partner pendanaan yang sesuai.

Kendati demikian, Benedicto mengaku secara rasio pembiayaan macet atau NPL pinjaman pendidikan lebih stabil. Ia menyebut tahun lalu NPL Koin Pintar hanya 0%. Adapun total NPL Koinworks tahun lalu sebesar 0,44%.

Koinworks saat ini telah memberikan pinjaman kepada 6.000 peminjam (borrower) dari 150.000 orang pengguna terdaftar. Benedicto menyebut, 50% hingga 60% peminjam kembali melakukan peminjaman di Koinworks.

Selain itu, koinworks memiliki 120.000 pemberi pinjaman. Namun hanya ada 5 institusi yang terdiri dari bank, multifinance, dan fund management baik dalam maupun luar negeri. Kata Benedicto, pada tahun ini pihaknya ingin meningkatkan jumlah pendanaan dari institusi dari 15% menjadi 50% tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat