KoinWorks Beberkan Penyebab Penurunan Jumlah Borrower Turun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform fintech peer to peer (P2P) lending KoinWorks melaporkan ada pengurangan jumlah borrower di tahun 2023.

CEO dan Co-Founder KoinWorks, Benedicto Haryono mengatakan jumlah borrower atau peminjam berkurang karena perusahaan juga mengurangi risk appetite mengingat model bisnis KoinWorks yang fokus ke segmen produktif. 

Selain itu, banyaknya institusi membuat perusahaan lebih selektif dan hati-hati dalam memberi pinjaman dan mengurangi segmen yang tidak mendapat pendanaan dari institusi. Hal inilah yang membuat jumlah borrower berkurang. Sayangnya Benedicto tidak menyebutkan berapa penurunan yang terjadi di perusahaannya. 


"Dari sisi jumlah peminjam up and down, kami harus mengurangi risk appetite karena lebih banyak institusi. Kami juga harus throw away beberapa segmen, untuk segmen mikro terpaksa kami cut down (pangkas) karena nggak ada yang support pendanaan, kan kami platform. Jumlah borrower kita tahun 2023 reduce dikit, di 2021 sampai 25 ribuan lebih yang aktif ya," kata Benedicto di Jakarta, Rabu (19/6). 

Baca Juga: Bank dan Fintech Lending KoinWorks Group Sudah Berhasil Cetak Profit

Meski begitu, perusahaan ini terus berupaya meningkatkan jumlah borrower yang berkualitas. Selain branding melalui iklan digital, Benedicto mengatakan KoinWorks berupaya membangun reputasi berdasarkan kesan positif dari peminjam sebelumnya yang kemudian menular ke masyarakat sehingga banyak calon borrower yang tertarik meminjam berdasarkan refrensi dari rekan mereka. 

"Kita tidak bisa mengiklan seperti di Jakarta. UMKM bukan didominasi di Jakarta, tapi tier 2 dan tier 3 yang penting reputasi. Kalau kani yang ngomong ke mereka (masyarakat) kurang percaya. Tetapi kalau temen yang ngomong mereka percaya. Lebih harus membumi, dari pengusaha ke peminjam lainnya," lanjutnya. 

Asal tahu saja, mengutip website KoinWorks, total pinjamam yang disalurkan sampai saat ini mencapai Rp3,9 triliun. Sementara pinjaman yang disalurkan sejak perusahaan ini berdiri mencapai Rp29 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih