KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) menargetkan pertumbuhan pendapatan sekitar 30% - 40% di tahun 2023. Direktur Keuangan Michael Albert mengatakan, KOKA pendapatan itu berasal dari 6 kontrak baru yang dipegang di tahun 2023. Keenam kontrak itu didominasi oleh infrastruktur pertambangan. “Kontrak itu sesuai dengan kapasitas perseroan. Pendapatan kami incar naik 40% dan laba bersih lebih besar dari itu,” ujarnya saat ditemui usai konferensi pers, Kamis (21/9).
Michael mengakui, pihaknya optimistis dengan
outlook perekonomian Indonesia dan global ke depan. Apalagi, pemerintah Indonesia saat ini tengah fokus pada pengembangan pertambangan Nikel.
Baca Juga: Polemik Utang Waskita Karya (WSKT), Berpotensi Masuk Ranah Hukum KOKA berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) di bulan Oktober 2023. Perseroan berencana untuk melepaskan sebanyak-banyaknya 715.333.000 saham atau sekitar 25% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum Harga saham yang ditawarkan ada di rentang harga antara Rp 128 sampai dengan Rp 161 per saham. KOKA menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai Penjamin Pelaksana Emisi Efek dalam penawaran umum perdana saham ini. Asal tahu saja, KOKA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor umum proyek konstruksi, teknik mesin, teknik geoteknik, desain interior, dan
furniture. KOKA telah memegang beberapa proyek strategis di Indonesia, terutama dari klien yang berasal dari China. Koka Indonesia memiliki kualifikasi tinggi pada bidang konstruksi bangunan, konstruksi industri pabrik, dan jembatan & terowongan selama lebih dari 10 tahun. Michael menyebutkan, KOKA telah mengerjakan lebih dari 100 proyek rekayasa investasi dan konstruksi di Indonesia. Salah satunya, KOKA memegang proyek infrastruktur pertambangan di Morowali, Sulawesi Tengah. “Beberapa portofolio kami di antaranya pembangunan PT Hua Ching Aluminium Indonesia, Pabrik OPPO di Tangerang, PT Chengtong Lithium, serta PT Kinsiang,” paparnya.
Baca Juga: KOKA Mengincar Target Nilai Kontrak Lebih dari Rp 200 Miliar di Tahun 2023 Saat ini, pemegang saham KOKA adalah Gao Jing asal China yang menguasai 57% atau 42,75% setelah IPO. Gao Jing juga menjabat sebagai Direktur Utama KOKA. Lalu, PT Kreatif Konstruksi Indonesia memegang 33% atau 24,75% setelah IPO. Kemudian, Gao Jinfeng menguasai 7,20% (5,40% usai IPO) dan Pei Yaxing 2,80% (2,10% pasca IPO). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi