Kolaborasi Antar Pihak Program Yok Yok Ayok Daur Ulang Tumbuhkan Kesadaran Sejak Dini



KONTAN.CO.ID - Program Yok Yok Ayok Daur Ulang! atau disingkat YYADU! adalah sebuah inisiatif yang bermula pada tahun 2019 dan telah menjadi agen perubahan penting dalam upaya meningkatkan kesadaran dan tindakan terkait pengelolaan dan daur ulang sampah plastik di Indonesia. YYADU! menjadi contoh nyata kolaborasi antar-pihak, menggabungkan berbagai kepentingan dari sektor swasta, pemerintah, komunitas, media, hingga institusi pendidikan.

Tidak hanya mempromosikan kegiatan daur ulang, Program YYADU! juga memberikan edukasi yang menyeluruh mengenai pentingnya tata kelola sampah plastik secara berkelanjutan. Program ini berusaha untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas dari sampah plastik yang tidak terkelola dan berpotensi mencemari lingkungan.

"Ini adalah upaya berkelanjutan kami untuk memperluas pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang tata kelola sampah dan daur ulang," kata Hanggara Sukandar, Presiden Direktur PT Trinseo Materials Indonesia. "Kami yakin bahwa pendidikan adalah kunci untuk mencapai perubahan positif dalam perilaku dan pemikiran masyarakat terkait sampah plastik," tambahnya.


Acara seminar dengan tajuk “Peran Edukasi dalam Memupuk Kesadaran Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah Sejak Usia Dini” ini dilaksanakan di Sekolah Putra Pertiwi, Pondok Cabe, Tangerang Selatan hari ini, 2 September 2023.

Acara seminar ini dihadiri oleh perwakilan kepala sekolah dan siswa dari 20 sekolah di Kota Tangerang Selatan. Sambutan baik juga disampaikan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan.

“Program edukasi seperti ini sangat baik untuk memupuk tanggung jawab dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup. Faktanya kondisi alam kita sedang bermasalah, sehingga kesadaran terkait pengelolaan sampah ini perlu terus ditanamkan melalui pembentukan karakter,” jelas Deden Deni, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan.

Turut menyampaikan, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Oji Restanto mengatakan bahwa Kota Tangerang Selatan saat ini sedang menghadapi permasalahan sampah yang cukup menjadi perhatian.

Terutama permasalahan di hulu, bisa dari rumah tangga, sekolah, tempat kerja, pasar, dan lain-lain. Jika tidak dikelola dengan baik tentunya dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang berdampak pada masyarakat sekitar. Oleh karena itu edukasi sangat diperlukan pertama pada diri kita sendiri, dan tentunya kepada siswa didik.

Kali ini, Sekolah Putra Pertiwi yang menjadi mitra dalam kegiatan seminar ini telah berdedikasi untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendorong siswa-siswinya untuk menjadi agen perubahan yang peduli terhadap lingkungan. Dalam seminar ini,Sekolah Putra Pertiwi berbagi pengalaman dan pandangannya tentang pentingnya mendidik anak-anak usia dini tentang pengelolaan sampah.

Membahas berbagai aspek, termasuk pentingnya pendidikan tentang tata kelola sampah dan daur ulang sejak usia dini, peran anak-anak dalam menjadi "agent of change," dan upaya nyata dalam mengelola sampah di lingkungan sekolah. Seminar ini juga akan mengajak sekolah-sekolah lain di Kota Tangerang Selatan dan daerah lainnya untuk bergabung dalam upaya edukasi dan sosialisasi mengenai tata kelola sampah kepada anak-anak usia dini.

Dr. Novianty Elizabeth Ayuna, Direktur Sekolah Putra Pertiwi sekaligus praktisi pendidikan, menjelaskan "Sebagai lembaga pendidikan, kami berkomitmen untuk memasukkan pembelajaran tentang lingkungan dan pengelolaan sampah ke dalam kurikulum kami sejak usia dini. Kami percaya bahwa pendidikan adalah kunci untuk membentuk generasi yang peduli terhadap lingkungan dan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengambil tindakan positif dalam upaya pengelolaan dan daur ulang sampah," tuturnya.

Kolaborasi ini menciptakan momentum baru dalam upaya bersama untuk mencapai lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan. Dengan pendidikan yang tepat sejak dini, kita dapat mempersiapkan generasi yang lebih peduli terhadap lingkungan dan mampu mengambil tindakan yang positif dalam menghadapi tantangan sampah plastik di masa depan.

Hadirnya pegiat sampah Kota Tangerang Selatan, Ismuniati juga menyampaikan bahwa edukasi dan sosialisasi akan pengelolaan dan daur ulang sampah ini tidak dapat berhenti, melainkan perlu dilakukan secara terus menerus.

Meskipun kegiatan pengelolaan sampah mampu membuahkan hasil dari segi ekonomi, namun upaya utama dalam menanamkan kesadaran kelola dan daur ulang sampah harus didasari oleh kemauan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

“Kegiatan edukasi tidak dapat dilakukan hanya satu kali saja. Edukasi merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang terus menerus diulang dan dilakukan, bahkan hingga puluhan tahun. Dengan demikian seluruh golongan masyarakat harus terlibat dalam prosesnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan,” tambah Dr. Novianty Elizabeth.

Tentang Trinseo

Trinseo (NYSE: TSE) adalah sebuah perusahaan global penyedia material dan produsen plastik, perekat lateks, dan karet sintetis. Trinseo berfokus dalam memberikan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk membantu para pelanggan menciptakan produk yang bersifat intrinsik terhadap bagaimana kita hidup - produk yang menyentuh kehidupan setiap hari di berbagai pasar akhir seperti otomotif, elektronik konsumen, peralatan, perangkat medis, penerangan, listrik, karpet, kertas dan papan, bangunan dan konstruksi, serta ban. Trinseo memiliki sekitar $3,0 miliar penjualan bersih, dengan sekitar 2.600 karyawan yang tersebar secara global pada 2020.

Tentang Program “Yok Yok Ayok Daur Ulang!

“Yok Yok Ayok Daur Ulang!” adalah sebuah program yang diluncurkan pada 2019 yang bertujuan untuk mengadvokasi penggunaan dan daur ulang polistirena (PS, yang dikenal dengan Styrofoam di Indonesia). PS merupakan bahan kemasan makanan berkelanjutan yang aman, serta paling memungkinkan untuk didaur ulang melalui aliansi produsen, restoran, konsumen, asosiasi daur ulang dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan dengan kerja sama semua organisasi pendukung dan pemangku kepentingan untuk mencapai tujuan dalam ekonomi sirkuler.

Baca Juga: Mencegah Polusi Plastik di Laut dengan Berdayakan Komunitas Pengumpul Plastik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti