Kolaborasi GoTo, TikTok, dan UGM, Bakal Beri Efek Positif ke Ekonomi Digital RI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kolaborasi antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Grup GoTO), TikTok, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mendirikan GoTo x TikTok x UGM Technology Center dinilai sebagai sebuah langkah yang tepat.

Pusat pengembangan talenta digital yang didirikan di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM tersebut menjadi jawaban atas tingginya kesenjangan talenta digital di Indonesia di tengah upaya mendorong digitalisasi ekonomi.

Baca Juga: Peran Traveloka Dalam Mendorong Pertumbuhan Pariwisata Berkelanjutan


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi digital ekonomi yang besar. Berdasarkan laporan Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2023, gross merchandise value (GMV) ekonomi digital pada tahun ini diperkirakan sebesar US$ 82 miliar.

Pada 2025, GMV ekonomi digital diperkirakan naik menjadi US$ 109 miliar. Nilai ekonomi digital RI diperkirakan tumbuh menjadi kisaran US$ 210 miliar-US$ 360 miliar pada 2030 mendatang.

Potensi pertumbuhan ekonomi digital tersebut juga dibarengi dengan meningkatnya kebutuhan talenta digital.

Sayangnya, pasokan talenta digital lokal masih kurang mencukupi. Bank Dunia dan McKinsey menunjukkan bahwa Indonesia membutuhkan 9 juta talenta digital pada 2030.

Jika dirata-rata, kebutuhan talenta digital ini mencapai 600.000 orang per tahun. Sayangnya, hingga saat ini, perguruan tinggi di Indonesia hanya mampu menyuplai sekitar 100.000-200.000 talenta digital per tahun. Artinya, terdapat gap sebesar 400.000-500.000 talenta digital per tahun.

Baca Juga: Tiktok Masuk Tokopedia, Bank Jago Siap Sediakan Layanan Yang Lebih Luas

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengakui, kesenjangan atau gap talenta digital di Indonesia terbilang tinggi. Itu sebabnya, pekerja asing di industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) cukup marak.

Berdasarkan data, kata Huda, sebanyak 60% perusahaan fintech mengaku kesulitan mendapatkan talenta di bidang data programming dan data analytics.

Tak heran, perusahaan fintech kemudian merekrut tenaga kerja asing untuk menutup kesenjangan tersebut.

"Kerja sama GoTo, TikTok, dan UGM dalam membangun pusat pengembangan talenta digital diharapkan bisa menghadirkan talenta-talenta digital lokal yang akan mengisi kesenjangan tersebut," ujar Huda dalam keterangannya akhir pekan kemarin.

Kesenjangan talenta digital yang terlalu tinggi ini juga mengakibatkan tingginya upah tenaga kerja untuk beberapa pos tertentu di bidang TIK.

Baca Juga: Tiktok Akuisisi Tokopedia, Mantan Bos Kadin Ini Ingatkan Harus Patuh Regulasi

Akibatnya, Huda mengatakan, perusahaan digital skala menengah ke bawah kesulitan untuk memperoleh talenta digital. Mereka kalah bersaing dengan perusahaan besar yang dengan mudah memperoleh talenta digital tersebut.

"Maraknya pekerja asing dan upah talenta digital yang terlampau tinggi menunjukkan ada masalah. Itu sebabnya, perlu secepatnya untuk mengakselerasi pengembangan talenta digital di Indonesia. GoTo x TikTok x UGM Technology Center diharapkan bisa melengkapi upaya akselerasi yang telah dilakukan selama ini melalui berbagai bootcamp," kata Huda.

Yang menarik, Huda mengatakan, terobosan GoTo, TikTok, dan UGM bukan saja ditujukan untuk menyelesaikan masalah di satu atau dua perusahaan.

Nantinya mahasiswa yang telah mendapatkan pelatihan dari GoTo x TikTok x UGM Technology Center bisa menjadi supply tenaga kerja untuk perusahaan-perusahaan digital lainnya sesuai dengan kebutuhan industri digital.

Baca Juga: Cara Beli di TikTok Shop Tokopedia, Simak Langkah-Langkah Berikut ini

Dengan demikian, ke depan, suplai talenta digital lokal akan terus bertambah. Dampaknya, upah tenaga kerja di bidang TIK akan lebih terjangkau karena persaingan tenaga kerja akan lebih sehat. Dengan begitu, usaha kecil dan menengah (UKM) nantinya mampu merekrut talenta digital yang andal.

"Sehingga nantinya akan ada semakin banyak platform digital yang muncul. Lebih banyak perusahaan digital yang memiliki talenta berkualitas. Ini semua akan menjadi penopang dan memberikan efek positif bagi ekonomi digital Indonesia ke depan," ujar Huda.

Pada Jumat (15/12) lalu, GoTo, TikTok, dan UGM telah menekan nota kesepahaman (MoU) untuk mendirikan GoTo x TikTok x UGM Technology Center sebagai pusa pengembangan talenta digital di Galeri Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM.

GoTo x TikTok x UGM Tehcnologi Center akan dibuka bersamaan dengan penyelesaian pembangunan GIK UGM pada Februari 2024.

Di lokasi seluas 914 meter persegi itu, GoTo dan TikTok akan membuka arena kerja kolaboratif dan fasilitas pendukung pendidikan, penelitian, dan pengembangan.

Baca Juga: Miliki Visi dan Misi yang Sama, TikTok Pilih Tokopedia Jadi Mitra Strategis

Langkah ini merupakan bagian dari rekrutmen telanta digital yang sebelumnya telah dilakukan Grup GoTo di Yogyakarta dan sekitarnya.

"GoTo x TikTok x UGM Technology Center merupakan bukti nyata komitmen bersama Grup GoTo dan TikTok dalam mendukung peningkatan kompetensi talenta digital Indonesia di era transformasi teknologi, yang sejalan dengan visi UGM sebagai mitra kami," kata Chief Technology Officer Grup GoTo Herman Widjaja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto