Kolaborasi Indonesia-Swiss Sukses Kembangkan SDM Kompeten di bidang Industri



KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mendorong pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) industri yang kompeten melalui pendidikan vokasi, salah satunya dengan berkolaborasi bersama Swiss melalui proyek Skill for Competitiveness (S4C).Salah satu realisasi dari kerja sama tersebut adalah pendirian Politeknik Industri Petrokimia Banten yang perkuliahan pertamanya akan dimulai pada 19 September 2022.

“Kami berterima kasih kepada tim S4C yang telah mendukung sejak awal penyusunan dokumen pendirian, penyusunan kurikulum hingga penentuan layout peralatan di politeknik ini dengan berkolaborasi dengan beberapa politeknik Kemenperin,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Arus Gunawan di Jakarta, Selasa (5/9).

Swiss merupakan salah satu negara yang konsisten memberikan dukungan kepada pendidikan vokasi di Indonesia. Melalui proyek S4Catau Swisscontact, Swiss telah berkolaborasi dalam berbagai kegiatan untuk membantu kesiapan SDM kompeten Indonesia. Setiap tahun, terdapat sekitar 1,7 juta anak-anak muda Indonesia yang menjadi angkatan kerja baru.


Kepala BPSDMI Kemenperin menuturkan, pada tahun ini, S4C juga mendukung penyelenggaraan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang akan bertahap diterapkan di seluruh unit pendidikan dan pelatihan Kemenperin.

“Implementasi program tersebut di antaranya melalui Pelatihan Pertolongan Pertama dalam Gangguan Psikologi Pemantapan Perilaku Berbasis Keselamatan yang telah diselenggarakan di lingkungan Akademi Komunitas Industri Manufaktur Bantaeng, Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal, dan Politeknik Industri Logam Morowali pada pertengahan 2022,” imbuhnya.

Selain itu, Kemenperin dan S4C juga sedang berkolaborasi membangun Career Development Center atau CDC yang akan menjadi sistem terintegrasi pembinaan karir siswa dari awal masuk sekolah hingga status setelah lulus.

CDC dibangun untuk melakukan monitoring dan evaluasi peserta didik dan alumni yang terukur serta akuntabel. Menurut Arus, CDC menjadi wadah untuk Menyusun portfolio kompetensi, peminatan, hingga pemetaan profil lulusan sehingga terdapat data yang lengkap dan seragam untuk memudahkan jenjang karir siswa dan mahasiswa.“Sistem ini akan terhubung dengan sistem monitoring dan evaluasi program dari Kantor Staf Presiden yang sangat menantikan sistem ini diluncurkan,” jelasnya.

S4C akan terus melanjutkan komitmen dalam mendukung pendidikan vokasi di Indonesia. Pada fase pertama, S4C telah terlibat dalam pendirian unit-unit pendidikan Kementerian Perindustrian yakni Politeknik Industri Logam Morowali, Akom Bantaeng, Polifurneka Kendal, dan Politeknik Industri Petrokimia Banten.

S4C juga mendukung pengaplikasian dual teaching dengan pengembangan 14 kurikulum, 63 workshop yang melibatkan 155 industri, serta penyediaan 8 fasilitator yang bersertifikasi. Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, S4C turut menyelenggarakan 47 pelatihan untuk dosen, dengan 38 dosen telah lolos sebagai asesor kompetensi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).

S4C mengusulkan agar kerja sama diperkuat di tahap dua dengan melibatkan lebih banyak unit pendidikan, dan kolaborasi secara lebih intens dengan BPSDMI yang menaungi unit-unit pendidikan tersebut. "Agar bisa terus berkolaborasi dengan kampus Kementerian Perindustrian, kami harus bekerja secara langsung dan lebih intens dengan BPSDMI," ujar Kepala Kerja Sama Ekonomi dari Kedutaan Swiss di Indonesia Philipp Orga.

S4C juga menekankan pentingnya kerja sama dengan industri untuk semakin menigkatkan kualitas lulusan yang kompeten dan siap kerja."Pendidikan vokasi yang baik adalah pendidikan yang menggunakan kurikulum berdasarkan industri, dengan melibatkan dua tempat belajar, yakni di sekolah dan di perusahaan, tentunya dengan guru dan pelatih yang kompeten dan dukungan dari pemerintah," jelas Project Manager S4C Danies Weibel.

Kemenperin mengapresiasi dan menyambut baik saran dari S4C dalam memperkuat kerja sama antara S4C dan BPSDMI Kemenperin pada tahap dua, sebagai salah satu dari mitradalam peningkatan kualitas pendidikan vokasi.“Kami mengharapkan kerjasama ini terus berlanjut hingga ke fase berikutnya dan kami juga mengapresiasi kerjasama erat yang telah dilakukan oleh para mitra BPSDMI baik dari Kemendikbudristek, Asosiasi Industri, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), dan mitra luar negeri kami lainnya,” tutup Arus.

Baca Juga: Sampai Semester 1/2022, Surplus Perdagangan Indonesia - Swiss Masih Terus Meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti