KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus meningkatkan kinerja industri manufaktur di berbagai sektor, terutama dalam mendorong percepatan transformasi digital. Penerapan teknologi industri 4.0 bertujuan untuk memacu produktivitas dan daya saing sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. “Sasaran tersebut sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Nasional (RIPIN) tahun 2020-2024, yang mengarahkan pembangunan industri mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri, penguasaan teknologi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM),” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPDMI) Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Rabu (7/6). Menurut Masrokhan, paradigma industri 4.0 telah menyebar cepat ke seluruh dunia dengan menawarkan platform fleksibel untuk melakukan bisnis dan manufaktur yang tidak hanya terkonsentrasi di satu wilayah saja, tetapi harus terhubung antar wilayah yang tidak hanya berfokus pada lingkup nasional, melainkan juga internasional. “Penggunaan teknologi industri 4.0 inilah yang memberikan pengaruh digital di pasar tenaga kerja dan berdampak terhadap industri manufaktur,” ungkapnya.
Kolaborasi Jadi Kunci Cetak SDM Kompeten Teknologi dan Berdaya Saing Global
KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus meningkatkan kinerja industri manufaktur di berbagai sektor, terutama dalam mendorong percepatan transformasi digital. Penerapan teknologi industri 4.0 bertujuan untuk memacu produktivitas dan daya saing sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. “Sasaran tersebut sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Nasional (RIPIN) tahun 2020-2024, yang mengarahkan pembangunan industri mencapai keunggulan kompetitif dan berwawasan lingkungan melalui penguatan struktur industri, penguasaan teknologi, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM),” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPDMI) Kemenperin, Masrokhan di Jakarta, Rabu (7/6). Menurut Masrokhan, paradigma industri 4.0 telah menyebar cepat ke seluruh dunia dengan menawarkan platform fleksibel untuk melakukan bisnis dan manufaktur yang tidak hanya terkonsentrasi di satu wilayah saja, tetapi harus terhubung antar wilayah yang tidak hanya berfokus pada lingkup nasional, melainkan juga internasional. “Penggunaan teknologi industri 4.0 inilah yang memberikan pengaruh digital di pasar tenaga kerja dan berdampak terhadap industri manufaktur,” ungkapnya.