Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan dari Tujuan Net Zero Emission



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060.

Mustaba Ari Suryoko, Koordinator Penyiapan Program Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyampaikan, pemerintah fokus dan berkomitmen untuk menurunka emisi gas rumah kaca (GRK) dan mencapai net zero emission pada tahun 2060.

Untuk mencapai hal tersebut, Mustaba bilang, Kementerian ESDM memiliki berbagai strategi. Misalnya, penerapan efisiensi energi serta elektrifikasi pada kendaraan, peralatan rumahtangga (kompor induksi), dan pertanian.


Kemudian, moratorium pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru dan phase down PLTU yang sudah ada, pengembangan energi baru terbarukan (EBT), sumber energi baru (nuklir, hidrogen, amonia), dan carbon capture & storage (CCS) untuk sektor semen dan baja mulai 2036.

"Semua penggunaan batubara dan gas pada sektor tersebut berpeluang untuk berkurang melalui CCS," katanya dalam acara The Bangun Bangsa Conference 2024 di Jakarta, Jumat (25/10).

Baca Juga: Bentoel Group Perkuat Komitmen ESG di IDX Channel ESG Conference 2024

Mustaba juga menekankan, kolaborasi dan partisipasi semua pemangku kepentingan termasuk pengembangan sumber daya manusia diperlukan untuk transisi energi yang adil serta pemenuhan target mitigasi perubahan iklim dan NZE. 

Dalam Bangun Bangsa Conference, berbagai tokoh lintas sektor dari pemerintahan, swasta, dan lembaga internasional berkumpul mendiskusikan kerjasama dalam mengakselerasi dekarbonisasi di wilayah Asia Pasifik.

Negara-negara Asia Pasifik Tengah menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kebutuhan untuk memitigasi dan berdaptasi dengan perubahan iklim global.

Dian Widyanarti, Penanggung Jawab Bangun Bangsa sekaligus Head of Corporate & Regulatory Affairs, Bentoel Group, mengatakan, masa depan yang berkelanjutan bagi manusia dan Bumi memerlukan upaya kolaboratif dalam mengatasi berbagai tantangan baik secara lokal maupun regional.

Menurut Dian, penting bagi semua pihak untuk duduk bersama dan menyatukan suara-suara dari berbagai pemangku kepentingan untuk berkolaborasi melakukan tindakan berbasis solusi. Ini merupakan titik awal untuk mendorong perubahan yang lebih cepat dan signifikan.

Baca Juga: Swasembada Energi Memacu Emiten EBT

"Kami ingin menggunakan pengalaman dan pengaruh kami di Indonesia dan Asia Pasifik untuk untuk menyatukan para pemangku kepentingan serta mendorong para pelaku industri untuk turut bertanggungjawab dalam upaya dekarbonisasi," ujarnya.

"Kunci keberhasilan dari tujuan net zero emission adalah kolaborasi dan pelibatan semua pihak. No one should be left behind," imbuh dia.

Sebagai payung keberlanjutan Bentoel Group, Bangun Bangsa berkolaborasi dengan Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) dalam penyelenggaraan The Bangun Bangsa Conference 2024 dengan tema Solidarity in Action: Accelerating Decarbonization across Asia-Pacific.

Sebelumnya, konferensi ini menghadirkan berbagai narasumber dari pemerintah, pembuat kebijakan, pelaku industri, lembaga kebijakan publik, hingga UMKM, untuk menekankan pentingnya kolaborasi dalam upaya mempercepat pencapaian NZE di seluruh Asia Pasifik.

Bangun Bangsa Conference tahun ini merupakan edisi kedua yang telah diselenggarakan oleh Bentoel Group yang bertujuan untuk memimpin diskusi dalam berbagi isu keberlanjutan dan sosial. 

Selanjutnya: Bandingkan Harga BBM Terbaru Oktober di Pertamina, Shell, BP dan Vivo Senin (28/10)

Menarik Dibaca: Simak Jadwal Damri ke Bandara Soekarno-Hatta dari Bogor dan Sukabumi Selama Pekan Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Jane Aprilyani