Kolaborasi Multi-stakeholder Untuk Dukung Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Di daerah Zona Perkebunan, Kehutanan, dan Pertambangan, peran sektor swasta dalam pembangunan ekonomi sangatlah vital. Terutama dalam lanskap jurisdiksi, sektor-sektor ini memiliki pengaruh besar dalam memajukan perekonomian masyarakat, bahkan di luar batas zona tersebut.

Pada tahun 2018, EcoNusantara dan Perkumpulan Elang bersama Pemerintah Kabupaten Siak memulai langkah untuk melibatkan sektor swasta dalam mendukung kebijakan Siak Hijau. 

"Setelah perjalanan panjang, koalisi bernama Koalisi Private Sektor untuk Siak Hijau (KPSSH) akhirnya terbentuk pada September 2019," seperti dikutip dari siaran pers Wilmar, Sabtu (23/3).


Baca Juga: Wilmar Dampingi 1.500 Petani Swadaya di Siak, Riau, Uuntuk Meraih Sertifikasi ISPO

Salah satu anggota aktif KPSSH sejak tahun 2020 adalah Wilmar. Koalisi ini bertujuan untuk mendukung kebijakan Siak Hijau dengan memperkuat koordinasi dan sinergi program-program dalam pendekatan lanskap jurisdiksi.

Di antara sektor yang berkembang pesat di Siak adalah perkebunan kelapa sawit. Meskipun luasnya mencapai ratusan ribu hektar, hanya sebagian kecil yang telah bersertifikasi ISPO, sebuah standar untuk keberlanjutan perkebunan. Pemerintah Kabupaten Siak telah menetapkan target bahwa seluruh perkebunan kelapa sawit di wilayahnya harus bersertifikasi ISPO pada tahun 2025.

Wilmar, sebagai salah satu perusahaan besar yang beroperasi di Siak, telah mengadopsi kebijakan keberlanjutan NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation) yang sejalan dengan visi Siak Hijau. Melalui berbagai inisiatif, termasuk peningkatan kapasitas petani swadaya, Wilmar berkontribusi dalam mewujudkan keberlanjutan kelapa sawit.

Baca Juga: Kebijakan Minyak Goreng yang Berubah-ubah Rugikan Pelaku Usaha

Sejak terlibat dalam program pemberdayaan petani swadaya, Wilmar telah mendampingi lima koperasi petani swadaya di Kabupaten Siak dengan total anggota mencapai 1.500 orang dan luas lahan 2.500 hektar. Beberapa di antaranya telah berhasil mendapatkan sertifikasi ISPO, sementara yang lain masih dalam proses.

Tidak hanya di Siak, Wilmar juga melakukan program serupa di provinsi lain seperti Jambi, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat. Melalui upaya ini, sejumlah kelompok petani swadaya telah berhasil mendapatkan sertifikasi ISPO, mencakup ribuan hektar lahan.

Melalui kontribusi Wilmar dalam mendampingi petani swadaya menuju keberlanjutan kelapa sawit, KPSSH dan Sekretariat Siak Hijau berharap dapat menggerakkan partisipasi lebih luas dari para pemangku kepentingan di Kabupaten Siak. Kegiatan seperti workshop yang diadakan EcoNusantara dengan dukungan Wilmar menjadi sarana penting untuk menyadarkan akan pentingnya industri kelapa sawit yang berkelanjutan, termasuk upaya mencapai sertifikasi ISPO.

Baca Juga: Gugatan Rp 1,6 T Produsen Minyak Goreng Terhadap Mendag Masuk Proses Persidangan

Para peserta workshop akan mendapatkan wawasan dari berbagai narasumber, termasuk Prof. Sudarsono dari Institut Pertanian Bogor yang akan membahas tentang ekonomi rakyat yang berkelanjutan, serta Dr. Rismansyah dari Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB) yang akan membahas proses sertifikasi ISPO untuk petani swadaya.

Selain itu, akan ada pengalaman bersama dari PT PERSI dan koperasi mitra Wilmar dalam mencapai sertifikasi ISPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli