JAKARTA. NH Korindo Sekuritas merekomendasikan buy saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Target harga yang ditetapkan adalah, Rp 85.550 per saham. Menariknya fundamental saham GGRM menjadi alasan rekomendasi tersebut. "Karena sekitar 72% perokok Indonesia memilih rokok tipe Sigaret Kretek Mesin (SKM)," kata Joni Wintarja, analis NH Korindo dalam riset, Senin (22/5). GGRM selama ini besar dari segmen pasar tersebut. Sekitar 90% penjualan GGRM berasal dari segmen SKM. Artinya, kemampuan GGRM untuk menjaga performa ke depannya bakal kian solid. Faktor eksternalnya pun juga mendukung. Kenaikan cukai di 2017 hanya sebesar 10%, lebih rendah dibandingkan kenaikan di 2016 sebesar 16%. "Sehingga, kami perkirakan laba perusahaan akan meningkat lebih besar karena memiliki ruang yang lebih besar dalam menentukan strategi harga yang lebih tepat sesuai dengan kondisi konsumsi rokok dan kompetisi yang ada," jelas Joni. Ia memprediksi, tahun ini GGRM akan meraup pendapatan Rp 84,48 triliun, naik sekitar 11% dibanding realisasi pendapatan tahun lalu. Sementara, laba bersihnya diprediksi sebesar Rp 8,14 triliun. Angka itu meningkat dari sebelumnya Rp 6,68 triliun pada 2016. Catatan saja, target harga yang ditetapkan Joni mengimplikasikan price earning ratio (PE) GGRM sebesar 20,2 kali. Saat ini, saham GGRM ditransaksikan dengan PER 16,7 kali. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Koleksi saham GGRM, target harga Rp 85.550
JAKARTA. NH Korindo Sekuritas merekomendasikan buy saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Target harga yang ditetapkan adalah, Rp 85.550 per saham. Menariknya fundamental saham GGRM menjadi alasan rekomendasi tersebut. "Karena sekitar 72% perokok Indonesia memilih rokok tipe Sigaret Kretek Mesin (SKM)," kata Joni Wintarja, analis NH Korindo dalam riset, Senin (22/5). GGRM selama ini besar dari segmen pasar tersebut. Sekitar 90% penjualan GGRM berasal dari segmen SKM. Artinya, kemampuan GGRM untuk menjaga performa ke depannya bakal kian solid. Faktor eksternalnya pun juga mendukung. Kenaikan cukai di 2017 hanya sebesar 10%, lebih rendah dibandingkan kenaikan di 2016 sebesar 16%. "Sehingga, kami perkirakan laba perusahaan akan meningkat lebih besar karena memiliki ruang yang lebih besar dalam menentukan strategi harga yang lebih tepat sesuai dengan kondisi konsumsi rokok dan kompetisi yang ada," jelas Joni. Ia memprediksi, tahun ini GGRM akan meraup pendapatan Rp 84,48 triliun, naik sekitar 11% dibanding realisasi pendapatan tahun lalu. Sementara, laba bersihnya diprediksi sebesar Rp 8,14 triliun. Angka itu meningkat dari sebelumnya Rp 6,68 triliun pada 2016. Catatan saja, target harga yang ditetapkan Joni mengimplikasikan price earning ratio (PE) GGRM sebesar 20,2 kali. Saat ini, saham GGRM ditransaksikan dengan PER 16,7 kali. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News