Kombinasi penguatan dollar AS dan minyak menekan rupiah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini belum bisa berjalan mulus. Pasalnya indeks dollar Amerika Serikat (AS), naik begitu pun dengan harga minyak.

Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (23/4) rupiah ditutup melemah tipis 0,01% di level Rp 14.080 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) melemah 0,17% menjadi Rp 14.080 per dollar AS.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (23/4) pukul 18.00 WIB indeks dollar AS menguat tipis 0,06% di level 97,34. Ekonom Indef, Bhima Yudhistira menilai, pasar masih antisipasi rilis data pertumbuhan ekonomi AS kuartal-I yang diperkirakan menguat, jika benar terjadi maka dollar AS akan melanjutkan penguatan dan rupiah kembali melemah.


“Seperti China, outlook ekonomi AS bisa di atas ekspektasi meskipun perang dagang masih berjalan,” kata Bhima kepada Kontan.co.id, Selasa (23/4). Ia menambahkan, hal ini membuat investor melepas aset berisiko dan pindah ke dollar AS.

Selanjutnya tak kalah penting harga minyak global jenis west texas intermediate (WTI) kembali melonjak 0,54% di level US$ 65,91 per barel. Ini berlangsung setelah AS kembali menekankan sanksi terhadap negara pengimpor minyak Iran. Setelah memberikan kelonggaran impor minyak dari Iran untuk delapan negara pada November 2018 lalu, AS mengakhiri kelonggaran ini mulai awal Mei.

Bagi Indonesia, naiknya harga minyak berisiko melebarkan defisit migas dan menciptakan shortfall penerimaan negara. Bhima memprediksi rupiah dalam perdagangan besok masih akan melemah tipis di rentang pergerakan Rp 14.070-Rp 14.100 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati