Kombinasi sentimen negatif, harga minyak anjlok lebih dari 2%



KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Harga minyak mentah turun lebih dari 2% di tengah kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan yang lambat dengan kasus virus corona yang meningkat. Terlebih di saat yang sama stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa.

Sentimen negatif bagi harga emas hitam juga datang dari Federal Reserve yang menegaskan bahwa pemulihan ekonomi dari pandemi akan memakan waktu bertahun-tahun.

Mengutip Reuters, Kamis (11/6) pukul 09.15 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli 2020 ambles 2,5%, atau 99 sen, menjadi US$ 38,61 per barel. Penurunan ini sudah memangkas penguatan harga minyak WTI di sesi sebelumnya. 


Baca Juga: Harga minyak mentah kompak turun 2% setelah stok minyak AS cetak rekor tertinggi

Serupa, harga minyak mentah berjangka Brent turun 2,2%, atau 92 sen menjadi $ 40,81 per barel. Padahal di sesi sebelumnya, harga minyak Brent menguat.

Energy Information Administration (EIA) melaporkan,  persediaan minyak mentah AS naik 5,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 5 Juni menjadi 538,1 juta barel. Ini menjadi rekor, setelah impor melonjak karena kedatangan pasokan yang dibeli oleh kilang ketika Arab Saudi membanjiri pasar pada bulan Maret dan April. 

Pada saat yang sama, cadangan bensin tumbuh lebih dari yang diharapkan menjadi 258,7 juta barel. Stok sulingan, yang meliputi diesel dan minyak pemanas, naik 1,6 juta barel, tetapi kenaikannya lebih kecil dari minggu-minggu sebelumnya.

Menurut Analis Komoditas Commonwealth Bank commodities Vivek Dhar, pasar mengambil pandangan negatif pada peningkatan stok, meskipun ada tanda-tanda meningkatkan permintaan bensin dalam data EIA.

"Sebagian besar keuntungan (harga) berasal dari ketika penguncian ketat dicabut. Agar harga kembali ke posisi seperti masa sebelum Covid-19, akan memakan waktu," lanjut Dhar.

"Kunci bagi pasar untuk merasa yang tekanan sudah berakhir adalah, kapan stok akan memuncak secara global. Itulah yang diperhatikan pasar."

Menambah sentimen negatif, Federal Reserve mengatakan, ekonomi terbesar dunia itu akan menyusut 6,5% tahun ini dan tingkat pengangguran akan berada pada 9,3% pada akhir tahun 2020 dalam proyeksi pertamanya pada era pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Harga emas hari ini kembali menguat, proyeksi suram The Fed jadi penyokong

"Pedagang jangka pendek dan uang cepat sangat cenderung untuk menjual langsung atau untuk mengambil keuntungan pada setiap petunjuk data bearish," kata Stephen Innes, Chief Global Market Strategist Axicorp.

Dalam tanda lebih lanjut bahwa pemulihan akan terus dibayangi oleh virus corona terlihat dari total kasus infeksi Covid-19 di Negeri Paman Sam yang mencapai 2 juta pada Rabu lalu. Sementara jumlah infeksi baru meningkat sedikit setelah lima minggu penurunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari