Komentar bankir terkait pertumbuhan laba yang tinggi tapi kredit loyo



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa bankir berkomentar terkait dengan loyonya permintaan kredit. Namun meskipun permintaan kredit lemah, pertumbuhan laba bank mengalami kenaikan dua digit.

Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengungkapkan, kenaikan laba terjadi karena masalah kredit bermasalah mulai kembali ke normal pada 2017. Sedangkan, "Daya beli belum terlalu naik tinggi, maka permintaan kredit masih belum terlalu kencang," kata Jahja kepada Kontan.co.id, Selasa (27/2).

Sedangkan Herry Sidharta, Wakil Direktur Utama BNI mengatakan, laba bank naik dua digit sedangkan kredit hanya tumbuh satu digit disebabkan karena beberapa bank melakukan efisiensi.


"Bank juga berusaha meningkatan fee based income," kata Herry kepada Kontan.co.id, Selasa (27/2). Dengan coverage ratio BNI saat ini 148%, diproyeksi laba dan kinerja bank pada tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.

Sepanjang 2017, industri perbankan Indonesia mencatat realisasi laba cukup mengesankan yaitu naik 23,09% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 131,1 triliun.

Kenaikan laba ini didorong oleh bank besar kelompok BUKU IV dan III atau modal inti diatas Rp 5 triliun. Dua kelompok bank ini mencatat kenaikan laba masing-masing 25% dan 34% yoy.

Meskipun pertumbuhan laba mencapai dua digit di 2017 namun dari sisi fungsi intermediasi, pertumbuhan kredit hanya 8,24% atau tumbuh hanya single digit.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat