Kominfo Dorong Pengendalian Lingkungan Lewat Program Kampung Iklim



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu dari tiga prioritas kepemimpinan Indonesia di G20 adalah transisi energi. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berharap ajang ini bisa menjadi momentum penting transisi energi hijau di Indonesia dengan pemanfaatan energi panas bumi atau geothermal sebagai salah satu alternatifnya.

Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong dalam webinar Creative Talks Pojok Literasi bertajuk “HPSN 2022: Program Kampung Iklim di Mandalika”.

“Adanya energi baru dan terbarukan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas udara dan mendukung pencapaian target pengurangan emisi gas rumah kaca nasional. Salah satu cara untuk mengurangi emisi gas rumah kaca ialah dengan pengurangan dan pengelolaan sampah”, jelas Usman dalam keterangannya dikutip Sabtu (26/2).


Baca Juga: Menkominfo Sebut 11 Satelit Bumi Akan Dukung Operasional Satelit Satria-1

Acara yang digagas oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Perekonomian Maritim Kementerian Kominfo tersebut merupakan rangkaian kegiatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang diselenggarakan secara hybrid dari Gratitude Cafe Mandalika.

Program Kampung Iklim (ProKlim) merupakan langkah strategis pemerintah dalam membumikan isu global perubahan iklim menjadi aksi bersama di tingkat tapak.  Aksi nyata ProKlim ditargetkan dapat meluas hingga mencapai 20.000 spot ProKlim atau desa ProKlim pada 2024.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3, KLHK/ Ketua Tim Pelaksana Rencana Aksi Nasional Penanganan Sampah Laut, Rosa Vivien Ratnawati menjelaskan, di dalam kampung iklim kehidupan manusia ada di situ dan kita memasukkan program pengelolaan sampah di dalamnya sehingga masyarakat dapat mengelola sampah dengan baik, mendapatkan pendapatan secara ekonomi, tidak membuangnya ke TPA, sehingga memberikan kontribusi pada penurunan emisi gas rumah kaca.

“Tujuan dari HPSN adalah supaya kita semua paham dan bisa merubah mindset kita terhadap persoalan sampah dan itu mesti dilakukan bersama-sama pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dunia usaha, kalangan akademisi”, kata Rosa.

Sejalan dengan Rosa, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo, Septriana Tangkary menyampaikan Kementerian Kominfo juga melakukan kampanye gerakan nasional peduli sampah di laut termasuk sampah plastik melalui media massa cetak, elektronik, media sosial, dan media komunikasi lainnya.

“Hal tersebut dilakukan dengan harapan meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, dan masyarakat, untuk peduli terhadap permasalahan sampah plastik, terutama sampah laut,” jelas Septri.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, Madani Mukarom mengatakan, kunci utama tata kelola sampah adalah pemilahan. Ia bilang, pihaknya dorong mulai dari tingkat rumah tangga dengan berbagai teknologi juga bersama dengan komunitas dan para pakar.

Baca Juga: Kominfo Kembali Buka Pendaftaran Beasiswa S2 ke Luar Negeri 2022, Simak Syaratnya

Dinas LHK mendorong pemilahan sampah dengan berbagai macam cara seperti membuat lubang sumur biopori, composter bag, pengelolaan dengan sistem Black Soldier Fly (BSF) atau lalat pemakan sampah, dan kemudian mendaur-ulang menjadi ecobrick dan lain sebagainya.

Ketua Trash Hero Indonesia, I Wayan Aksara menegaskan bahwa sampah yang tercampur adalah sumber masalah. Oleh karena itu pemilahan sampah merupakan langkah yang sangat penting dalam upaya mensukseskan Kampung Iklim.

“Setelah sistem pengelolaan terpadu berjalan dengan baik maka jumlah pengiriman sampah ke TPA akan menyusut dan penggunaan plastik yang dikonsumsi akan sangat minim, artinya kita telah berkontribusi pada pengurangan laju perubahan iklim”, tutur Wayan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto