Kominfo siap tender frekuensi 2.100 MHz



JAKARTA. Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan membuka lelang tender frekuensi 2.100 megahertz (MHz) pada semester dua tahun ini. Sudah ada dua operator seluler yang berminat, yaitu Indosat dan Hutchinson 3 Indonesia (Tri).

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara bilang rencana tersebut telah tertuang dalam rencana strategis (Renstra) Kominfo 2015-2019. Dalam industri telekomunikasi, Kominfo mengatur broadband terdiri dari fixed dan mobile. "Untuk mobile, kami bakal menata di frekuensi 1.800 MHz mulai Mei - November tahun ini. Semester dua berlanjut di frekuensi 2.100 MHz," katanya, Senin (13/4).

Ia bertutur, ke depan pemerintah  berencana menjadikan frekuensi telekomunikasi yang ada sebagai teknologi netral. Dengan begitu, apabila ada kelanjutan teknologi generasi keempat (4G) seperti 5G bisa segera diuji coba di frekuensi tersebut oleh para operator seluler.


Target pemerintah, tahun ini bisa terlaksana implementasi teknologi 4G LTE pada frekuensi 1.800 Mhz. Pasalnya, pelaksanaan 4G LTE di frekuensi 900 MHz sudah berjalan. "Secara bertahap, kami akan fokus untuk meningkatkan penetrasi internet lewat penyediaan broadband. Seperti broadband mobile ini, kami juga upayakan untuk mendapatkan frekuensi dari televisi (TV) digital di frekuensi 700 MHz sebesar 120 MHz," ujarnya.

Kominfo menghitung, sampai 2019, masih perlu sebesar 350 MHz pita frekuensi untuk keperluan mobile broadband.

Terkait lelang frekuensi 2.100 MHz, Rudiantara belum  bisa menyebut pihak operator yang berminat dan operator yang bakal mengisi blok di frekuensi ini.

Dongkrak layanan data 

Alexander Rusli, Presiden Direktur Indosat berminat untuk bisa mendekap frekuensi warisan XL Axiata-Axis ini. Menurutnya, tambahan frekuensi tersebut bisa membantu operator ini menggeber bisnis data.

Maklum, adanya tambahan frekuensi ini bisa membuat Indosat menambah kapasitas layanan data ke konsumen. "Ke depan eranya data yang  perlu kapasitas yang besar. Ini penting untuk mendukung bisnis 3G dan 4G yang kami jalani," kata Alex.

Apalagi, blok yang bakal dilelang pemerintah ini letaknya berdampingan dengan blok Indosat. 

Seperti diketahui, pemerintah menarik blok 8 dan blok 12 milik XL Axiata-Axis. Sedangkan Indosat, memiliki lebar pita 10 Mhz di blok 6 dan blok 7. Tak mau kalah, Tri juga menginginkan frekuensi tersebut. Maklum saja, di antara operator seluler, hanya Tri yang belum mengkomersialkan layanan 4G LTE lantaran tak memiliki frekuensi di 900 MHz. 

Sedangkan frekuensi 1.800 MHz belum dibuka secara komersil karena harus ditata terlebih dahulu. "Kami memerlukan frekuensi tambahan untuk mendukung bisnis kami. Karena pelanggan kami butuh resources kapasitas jaringan besar," ujar Dicky Chandra Aden, Director of Intercarrier and Government Relations Tri. 

Asal tahu saja, Tri hanya memiliki lebar pita 10 Mhz di frekuensi 2.100 MHz di blok 1 dan di blok 2 juga 10 MHz di frekuensi 1.800 MHz. Tri mengklaim, sampai akhir 2014 telah memiliki 50,16 juta pelanggan. Adapun, jumlah pelanggan datanya sebanyak 25 juta pelanggan. Perusahaan ini memiliki 37.200 base tranceiver station (BTS), terdiri 16.500 BTS 3G dan 20.700 BTS 2G.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon