Komisi Persaingan Usaha Inggris Mulai Selidiki Metode Penjualan Tiket Konser Oasis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Persaingan Usaha Inggris (CMA) telah memulai penyelidikan terhadap Ticketmaster terkait penjualan tiket konser Oasis setelah muncul keluhan dari penggemar yang menunjukkan bahwa metode penjualan situs tersebut mungkin telah melanggar undang-undang perlindungan konsumen.

Pada hari Kamis, CMA mengumumkan bahwa mereka sedang meneliti bagaimana Ticketmaster, penjual tiket musik dan olahraga terbesar di dunia, mungkin telah menggunakan "dinamika harga" dalam penjualan tiket untuk tur reuni band Oasis dari tahun 1990-an. Dinamika harga mengacu pada praktik penyesuaian harga berdasarkan permintaan yang berubah-ubah.

CMA mengungkapkan kekhawatiran tentang apakah Ticketmaster telah terlibat dalam praktik komersial yang tidak adil dan apakah konsumen diberikan informasi yang jelas dan tepat waktu mengenai kemungkinan tiket dikenakan harga dinamis.


Baca Juga: Pemerintah Inggris Selidiki Lonjakan Harga Tiket Konser Reuni Oasis

Mereka juga akan memeriksa apakah konsumen diberi tekanan untuk membeli tiket dalam waktu singkat dengan harga yang lebih tinggi dari yang diharapkan.

Menurut Sarah Cardell, CEO CMA, “Penting bagi penggemar untuk diperlakukan dengan adil saat membeli tiket, itulah sebabnya kami memulai penyelidikan ini.” Cardell menambahkan bahwa jelas banyak orang merasa mendapatkan pengalaman buruk dan terkejut dengan harga tiket mereka saat checkout.

Reaksi Ticketmaster dan Oasis

Ticketmaster telah menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan CMA dan siap untuk berbagi fakta lebih lanjut tentang penjualan tiket tersebut. "Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan CMA dan menantikan kesempatan untuk membagikan lebih banyak fakta tentang penjualan tiket dengan mereka," kata perwakilan Ticketmaster.

Tur reuni Noel dan Liam Gallagher, yang pertama kali dalam 16 tahun, baru-baru ini menjadi peluncuran konser terbesar yang pernah terjadi di Inggris, dengan lebih dari 10 juta penggemar dari 158 negara mencoba membeli tiket.

Namun, sistem harga dinamis yang digunakan oleh Ticketmaster untuk menjual tiket menyebabkan kemarahan luas di kalangan penggemar, banyak di antaranya harus menunggu berjam-jam sebelum membayar ratusan pound lebih dari yang diharapkan. Sistem ini, yang sering digunakan di AS, menaikkan biaya tiket sebagai respons terhadap permintaan tinggi.

Baca Juga: Tak Diajak Konser Reuni, Begini Tanggapan Eks Drummer Oasis Tony McCarroll

Pada hari Rabu, Oasis menyalahkan manajemen dan promotor mereka atas kekacauan harga tersebut, mengklaim bahwa band tidak mengetahui bahwa harga dinamis akan digunakan untuk penjualan tiket mereka.

Ticketmaster mengatakan kepada Financial Times awal minggu ini bahwa “semua harga tiket, termasuk Platinum, In Demand, dan VIP” ditetapkan oleh tur. Live Nation, perusahaan media AS yang memiliki platform penjualan tiket, adalah ko-promotor tur tersebut.

Tanggapan Pemerintah Inggris dan Posisi Live Nation

Pemerintah Inggris akan melihat penggunaan harga dinamis sebagai bagian dari konsultasi yang lebih luas tentang industri tiket yang diharapkan akan berlangsung akhir tahun ini.

Menteri Kebudayaan Lisa Nandy mengatakan awal minggu ini bahwa pemerintah akan menyelidiki masalah terkait transparansi dan penggunaan harga dinamis, termasuk teknologi di balik sistem antrean yang memberikan insentif untuknya.

Baca Juga: Reuni Oasis Picu Lonjakan Pencarian Perjalanan ke Inggris dan Irlandia

Live Nation berargumen bahwa penggunaan harga dinamis mengurangi kekuatan penjual tiket liar dengan menaikkan harga dan menyempitkan kemampuan mereka untuk menghasilkan uang. Perusahaan juga menyatakan bahwa band dibayar lebih banyak sebagai hasilnya—meskipun perusahaan juga mendapatkan bagian dari pendapatan yang lebih tinggi.

Partisipasi Penggemar dalam Penyelidikan

CMA telah mengundang penggemar untuk mengirimkan bukti pengalaman mereka dengan Ticketmaster, termasuk tangkapan layar dari proses pembelian, hingga 19 September sebagai bagian dari penyelidikan mereka.

Penyelidikan ini akan menilai dampak dari sistem harga dinamis terhadap pengalaman konsumen dan mencari solusi untuk memastikan transparansi dan keadilan dalam penjualan tiket di masa depan.

Editor: Handoyo .