KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis komisi alias fee based income (FBI) perbankan sepanjang tahun lalu berhasil tumbuh tinggi. Kenaikan ini salah satunya ditopang dari transaksi valuta asing (valas) perbankan berkat masifnya transaksi ekspor dan impor oleh debitur. Direktur Tresuri dan Perbankan Internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rico Rizal Budidarmo misalnya yang menyebut sepanjang tahun lalu transaksi valas menyumbang setidaknya 5% dari total FBI perseroan. "Porsi terbesar dari FBI tersebut dihasilkan dari transaksi dengan nasabah eksportir dan importir," ujarnya kepada Kontan.co.id baru-baru ini. Catatan saja, tahun lalu BNI mencatatkan total fee based sebesar Rp 9,61 triliun atau naik 3,3% dari periode tahun sebelumnya Rp 9,3 triliun. Dari jumlah tersebut, transaksi trade finance setidaknya menyumbang komisi hingga Rp 1,2 triliun per akhir tahun lalu naik dari Rp 1,01 triliun di 2017 atau tumbuh 18,5%.
Komisi transaksi valas bank pelat merah tumbuh tinggi di tahun lalu
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis komisi alias fee based income (FBI) perbankan sepanjang tahun lalu berhasil tumbuh tinggi. Kenaikan ini salah satunya ditopang dari transaksi valuta asing (valas) perbankan berkat masifnya transaksi ekspor dan impor oleh debitur. Direktur Tresuri dan Perbankan Internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) Rico Rizal Budidarmo misalnya yang menyebut sepanjang tahun lalu transaksi valas menyumbang setidaknya 5% dari total FBI perseroan. "Porsi terbesar dari FBI tersebut dihasilkan dari transaksi dengan nasabah eksportir dan importir," ujarnya kepada Kontan.co.id baru-baru ini. Catatan saja, tahun lalu BNI mencatatkan total fee based sebesar Rp 9,61 triliun atau naik 3,3% dari periode tahun sebelumnya Rp 9,3 triliun. Dari jumlah tersebut, transaksi trade finance setidaknya menyumbang komisi hingga Rp 1,2 triliun per akhir tahun lalu naik dari Rp 1,01 triliun di 2017 atau tumbuh 18,5%.