KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mempertanyakan rencana Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong produksi 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang. Sejumlah anggota Komisi VII menyoroti data yang digunakan SKK Migas dalam penetapan target produksi tersebut. Anggota Komisi VII DPR Maman Abdurahman mengungkapkan selama empat tahun terakhir terjadi tren penurunan produksi migas nasional. "Kita tidak mau cuma lip servise. Jadi tim perencanaan harus diperkuat," ujar Maman dalam RDP bersama SKK Migas, Rabu (3/2). Sementara itu, Anggota Komisi VII dari Fraksi PDIP Dony Maryadi Oekon mempertanyakan data yang digunakan oleh SKK Migas. Ia mengharapkan implementasi teknologi digunakan SKK Migas demi memastikan informasi dan data cadangan migas yang digunakan. "Target 1 juta barel ini buat apa. Jangan sampai kita buang tenaga informasi yang bapak sampaikan salah," kata Dony.
Komisi VII DPR pertanyakan SKK Migas terkait program 1 juta barel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mempertanyakan rencana Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendorong produksi 1 juta barel per hari (bph) pada 2030 mendatang. Sejumlah anggota Komisi VII menyoroti data yang digunakan SKK Migas dalam penetapan target produksi tersebut. Anggota Komisi VII DPR Maman Abdurahman mengungkapkan selama empat tahun terakhir terjadi tren penurunan produksi migas nasional. "Kita tidak mau cuma lip servise. Jadi tim perencanaan harus diperkuat," ujar Maman dalam RDP bersama SKK Migas, Rabu (3/2). Sementara itu, Anggota Komisi VII dari Fraksi PDIP Dony Maryadi Oekon mempertanyakan data yang digunakan oleh SKK Migas. Ia mengharapkan implementasi teknologi digunakan SKK Migas demi memastikan informasi dan data cadangan migas yang digunakan. "Target 1 juta barel ini buat apa. Jangan sampai kita buang tenaga informasi yang bapak sampaikan salah," kata Dony.