Komisi VII DPR RI Minta Persoalan di Blok Masela Segera Diselesaikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi VII DPR RI berharap agar proses divestasi Shell Upstream Overseas Ltd di Blok Abadi Masela bisa segera selesai. Jika masih saja berlarut-larut, Komisi VII akan memanggil Pertamina untuk meminta penjelasan sekaligus mencari solusi yang terbaik. 

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno berharap Inpex bersama Pertamina dan calon investor lainnya yang akan masuk ke Blok Abadi Masela, bisa segera menyelesaikan proses yang sedang berjalan saat ini. 

Komisi VII juga menyoroti proses divestasi Shell di mana perusahaan yang berkantor pusat di Belanda ini memasang posisi tawar cukup tinggi sehingga calon pembeli dalam hal ini Pertamina sulit menyerapnya. 


Baca Juga: Soal Kontrak Blok Masela, Menteri ESDM Sebut Shell Tidak Tanggung Jawab

“Kami berharap gap antara penawaran pihak penjual dan permintaan pihak pembeli bisa segera berjalan dan berbagai kondisi yang diajukan penjual bisa segera terpenuhi,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (28/5). 

Sejak awal pengembangan Lapangan Gas Abadi ini sudah mengalami hambatan cukup panjang. Maka itu Eddy berharap proses yang sedang berjalan di Blok Masela bisa segera terlaksana dengan lancar agar tidak ada lagi aral-melintang yang tidak diperlukan. 

“Kami dari komisi VII DPR RI melakukan pengawasan yang ketat pada proses divestasi ini termasuk kelanjutan pengembangan dan pembangunan Blok Abadi Masela ke depan,” tegasnya. 

Senada, Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS, Mulyanto menjelaskan pengembangan Blok Masela sejak awal terhambat akibat pilihan kebijakan pemerintah yang memilih pengembangan LNG on shore, sehingga menyebabkan Shell mundur.

Baca Juga: Saham Blok Masela Milik Shell Berpotensi Dikembalikan ke Negara, Kok Bisa?

Menanggapi proses divestasi 35% PI Shell yang berjalan lama, Mulyanto melihat, saat ini berbagai perhitungan dan persiapan untuk berinvestasi dalam Blok Masela masih dilakukan oleh Pertamina. 

“Harapan kita Juni ini bisa diputuskan.  Bila tidak Komisi VII DPR RI akan panggil Pertamina untuk minta penjelasan dan mencari solusi terbaiknya. Kami beri waktu dahulu,” ujarnya saat dihubungi terpisah. 

Sebagai informasi proyek Lapangan Gas Abadi Masela diperkirakan dapat menghasilkan sekitar 9,5 juta ton LNG per tahun dan hingga sekitar 35.000 barel kondensat per hari. Proyek ini juga akan memasok 150 juta kaki kubik gas alam per hari melalui pipa untuk memenuhi permintaan gas alam lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .