Komisi VII DPR RI Panggil SKK Migas dan Inpex Bahas Percepatan Proyek Abadi Masela



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi VII DPR RI memanggil SKK Migas dan Inpex Corporation dalam Rapat Panitia Kerja (Panja) secara tertutup pada Senin (12/12). Salah satu yang dibahas di dalam rapat tersebut ialah percepatan proyek Abadi Masela. 

Saat ditemui di Gedung DPR RI manajemen Inpex enggan berkomentar mengenai pembahasan dalam rapat tersebut. Mereka juga tidak bisa memberikan gambaran mengenai persiapannya di proyek Masela dalam jangka waktu dekat ini. 

Adapun Deputi Eksplorasi Pengembangan dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas, Benny Lubiantara memberikan sedikit gambaran. Salah satu pembahasan yang didiskusikan dalam Panja ialah bagaimana mempercepat Proyek Masela supaya segera berjalan. 


Baca Juga: Due Diligence Pertamina di Blok Masela Diharap Rampung pada Kuartal I-2023

“Tadi Pak Kepala (Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto) menyampaikan proyek ini berjalan paralel sehingga tidak menunggu lagi jadi akan mulai aktivitas segera di awal 2023,” jelasnya saat ditemui di DPR, Senin (12/12). 

Benny menjelaskan, sembari menanti pengganti Shell, sejumlah kegiatan lain di Blok Masela tetap berjalan secara paralel. Salah satunya memasukkan CCS/CCUS ke dalam rencana pengembangan lapangan alias Plant of Development (PoD). 

“Kajiannya sudah ada, kan harus masuk ke depan,” kata dia. 

Perihal nilai PI Shell yang akan dibeli oleh Pertamina, Benny tidak bisa berkomentar. Dia bilang valuasi PI tersebut berdasarkan proses business to business (B2B) di antara Shell dan Pertamina. 

Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto berharap Desember 2022 revisi PoD yang sudah memasukkan penerapan CCS/CCUS akan segera masuk. 

“Berdasarkan hasil studi mengenai fasilitas CCS/CCUS  yang akan dilaksanakan di Abadi Masela, membutuhkan investasi hingga US$ 1,2 miliar hingga US$ 1,3 miliar,” kata Dwi beberapa waktu lalu. 

Belum lama ini Wakil Menteri BUMN, Pahala Mansury menyampaikan proses due diligence pengambilalihan 35% hak partisipasi Shell oleh Pertamina di Blok Masela bisa rampung pada kuartal I 2023.

Pahala bilang, proses due diligence tersebut bakal diikuti dengan penyampaian binding offer oleh Pertamina untuk kemudian dievaluasi oleh Shell. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif pernah menyatakan mitra pengganti Shell di Blok Masela ini, diharapkan dapat ditetapkan pada semester I tahun 2023 mendatang. 

“Kalau tahun ini saya belum yakin. Tapi paling nggak kita harapkan semester I tahun 2023,” katanya.

Hingga saat ini, jadwal produksi Blok Masela belum mengalami perubahan yaitu tahun 2027. Namun demikian, Inpex sebagai operator mengajukan perubahan PoD sehingga bisa terjadi perubahan target. Salah satu alasan revisi PoD adalah rencana penerapan teknologi carbon capture untuk menekan emisi Blok Masela. 

Baca Juga: Ini Alasan Proyek Hulu Migas Jumbo Sukar Dapat Investor

“Salah satu isi PoD adalah konten untuk menginjeksikan carbon capture. Kan sebelumnya enggak ada di tahun 2019, karena belum ada cerita mengenai carbon emission di industri migas. Nah sekarang shareholder Inpex minta itu,” jelas Arifin.

Rencana penerapan carbon capture ini membawa konsekuensi terhadap perhitungan biaya. Pemerintah masih akan  melihat perhitungan keekonomiannya. 

Komisi VII DPR RI Panggil SKK Migas dan Inpex Bahas Percepatan Proyek Abadi Masela

Lapangan Abadi  Blok Masela memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barrel kondensat. Proyek ini termasuk salah satu Proyek Strategis Nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .