JAKARTA. Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memutuskan setuju dengan asumsi makro yang diajukan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) tahun 2013. Selanjutnya, pembahasan asumsi makro tersebut akan dibahas dalam rapat di Komisi badan Anggaran (Banggar). Dalam tahapan ini, bisa saja asumsi makro kembali dipertanyakan kepada Pemerintah. Dengan demikian tugas pemerintah untuk merampungkan APBN-P 2013 masih cukup panjang. Hanya saja, Pemerintah tetap optimistis, dan mengaku asumsi makro yang sudah menjadin keputusan Pemerintah dalam APBN-P tidak akan dirubah. Dalam APBN-P yang diajukan, Pemeirntah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6,2%, inflasi 7,2%, tingkat suku bunga SBN 3 bulan sebesar 5%, harga minyak dunia sebesar US$ 108 per barrel, lifting minyak 840.000 barrel per hari, lifting gas sebesar US$ 1.240.000 per barrel setara minyak, dan nilai tukar rupiah akan mencapai Rp 9.600 per US$. Semua asumsi itu disetujui oleh Komisi XI, hanya saja untuk tingkat inflasi keputusan komisi XI adalah dalam range 6%-7,2%, sementara untuk tingkat pertumbuhan disetujui dalam range 6,3%-6,5%. Sementara untuk lifting minyak dan gas, begitupula dengan harga minyak dunia pembahasannya masih belum selesai di Komisi VII. "Di banggar nanti pasti dibahas kembali semuanya, dan Pemerintah akan tetap mempertahankan pada angka yang sama," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala bappenas, Armida Alisjahbana. Menurutnya, keputusan untuk menetapkan nilai asumsi makro harus berdasarkan perhitunga yang jelas, bukan hanya perkiraan tanpa perhitungan. Sebab, menurutynya penetapan asumsi itu harus credible dan berdasar. Meski begitu, Armida bersyukur Komisi XI menyetuji semua asumsi makro tersebut termasuk untuk inflasi dan pertumbuhan yang ditetapkan pemerintah masuk ke dalam range yang diputuskan Komisi XI.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Komisi XI DPR setujui asumsi makro APBNP 2013
JAKARTA. Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memutuskan setuju dengan asumsi makro yang diajukan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) tahun 2013. Selanjutnya, pembahasan asumsi makro tersebut akan dibahas dalam rapat di Komisi badan Anggaran (Banggar). Dalam tahapan ini, bisa saja asumsi makro kembali dipertanyakan kepada Pemerintah. Dengan demikian tugas pemerintah untuk merampungkan APBN-P 2013 masih cukup panjang. Hanya saja, Pemerintah tetap optimistis, dan mengaku asumsi makro yang sudah menjadin keputusan Pemerintah dalam APBN-P tidak akan dirubah. Dalam APBN-P yang diajukan, Pemeirntah mengasumsikan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 6,2%, inflasi 7,2%, tingkat suku bunga SBN 3 bulan sebesar 5%, harga minyak dunia sebesar US$ 108 per barrel, lifting minyak 840.000 barrel per hari, lifting gas sebesar US$ 1.240.000 per barrel setara minyak, dan nilai tukar rupiah akan mencapai Rp 9.600 per US$. Semua asumsi itu disetujui oleh Komisi XI, hanya saja untuk tingkat inflasi keputusan komisi XI adalah dalam range 6%-7,2%, sementara untuk tingkat pertumbuhan disetujui dalam range 6,3%-6,5%. Sementara untuk lifting minyak dan gas, begitupula dengan harga minyak dunia pembahasannya masih belum selesai di Komisi VII. "Di banggar nanti pasti dibahas kembali semuanya, dan Pemerintah akan tetap mempertahankan pada angka yang sama," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala bappenas, Armida Alisjahbana. Menurutnya, keputusan untuk menetapkan nilai asumsi makro harus berdasarkan perhitunga yang jelas, bukan hanya perkiraan tanpa perhitungan. Sebab, menurutynya penetapan asumsi itu harus credible dan berdasar. Meski begitu, Armida bersyukur Komisi XI menyetuji semua asumsi makro tersebut termasuk untuk inflasi dan pertumbuhan yang ditetapkan pemerintah masuk ke dalam range yang diputuskan Komisi XI.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News