KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BTPN Tbk (
BTPN) menegaskan komitmennya untuk mendukung dekabornisasi dan agenda transisi energi dengan menyalurkan kredit ke segmen berkelanjutan dalam mendukung pemerintah menekan emisi karbon. BTPN mengambil inisiatif yang diwujudkan dengan berbagi pengetahuan kepada nasabah korporasi terkait usaha-usaha dekarbonisasi yang tidak hanya bisa dilakukan oleh sektor energi saja, namun juga bisa dilakukan oleh berbagai sektor bisnis. Salah satu langkah BTPN dalam berbagi pengetahuan kepada nasabah korporasi yakni dengan menggelar Sustainability Seminar 2023 "Addressing Climate Change through Decarbonization Initiatives across Wider Business Sectors".
Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar menyampaikan ini merupakan langkah serius dalam mengimplementasi dekarbonisasi guna mewujudkan keberlanjutan dari segi lingkungan, sosial, dan juga tata kelola manajemen yang baik.
Baca Juga: Penuhi Aturan Free Float, Bank BTPN Siap Lepas 2,3% Saham ke Pasar "Bank BTPN juga sudah memiliki roadmap sebagai wujud komitmen untuk mengejar target Net Zero Emission pada tahun 2050," kata Henoch dalam keterangan resminya, Kamis (12/10). Head of Wholesale, Commercial, and Transaction Banking Bank BTPN Nathan Christianto lebih lanjut memaparkan mengenai komitmen dan dukungan Bank BTPN bagi para nasabah terkait
Environmental, Social, and Governance (ESG) dengan menyediakan instrumen-instrumen pembiayaan ESG, seperti
green/social loan dan juga
sustainability-linked loan. "Tak hanya bantuan finansial saja, Bank BTPN pun ikut membantu menganalisis tren pasar terkini terkait ESG dan memberikan saran dalam pengembangan
sustainable finance framework serta pemilihan parameter yang tepat untuk mengukur pencapaian keberlanjutan nasabah terkait kinerja ESG," jelas Nathan. Lebih lanjut Nathan meyampaikan, pihaknya percaya melalui kolaborasi erat BTPN dengan para nasabah merupakan suatu hal yang penting untuk memastikan bahwa bank dapat memberikan dukungan penuh dalam pembiayaan keberlanjutan yang tepat sasaran untuk mencapai strategi dekarbonisasi. Dengan tajuk utama "Beyond Energy Transition: Seizing Opportunities in The Pathway to Net Zero Economy", seminar ini merupakan gelaran tahun kedua dan diikuti oleh sedikitnya 200 tamu undangan dari 60 perusahaan dan berlangsung di Java Ballroom Westin Hotel, Jakarta (12/10)
Baca Juga: Laba BTPN Syariah (BTPS) Hingga Agustus 2023 Merosot 22%, Begini Rekomendasi Analis Turut hadir dalam seminar ini adalah Abdul Malik Sadat Idris selaku Kepala Region I, Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai pembicara kunci yang membahas sejauh mana upaya pengurangan emisi di Indonesia sesuai target yang tertuang dalam
Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia dan arah kebijakan makro dekarbonisasi industri di Indonesia. Bank BTPN juga menghadirkan pembicara kunci Lufaldy Ernanda, Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan, juga turut hadir sebagai pembicara kunci untuk berbicara tentang bursa karbon dan peran berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung perdagangan karbon untuk mencapai emisi nol bersih, sehubungan dengan dikeluarkannya Peraturan OJK No. 14 tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon melalui Bursa Karbon. Selain itu, juga hadir sebagai pembicara, Ignatius Denny Wicaksono selaku Head of Business Development 2 Division Bursa Efek Indonesia, yang berbicara tentang mekanisme harga, transaksi, dan perdagangan karbon, tantangan dalam implementasi perdagangan karbon, serta dampak dari perdagangan karbon terhadap bisnis dan investasi. Sustainability Seminar 2023 "Addressing Climate Change through Decarbonization Initiatives across Wider Business Sectors" tahun ini hadir dalam empat sesi yang mengusung topik-topik berbeda dari berbagai pembicara guna memberikan pandangan yang komprehensif mengenai upaya dekarbonisasi. Bank BTPN menggandeng Principal for Policy & Program Indonesia Business Council (IBC) Nanda Noor sebagai pembicara pertama dengan topik
Challenge and Opportunities of Decarbonization Initiatives yang memaparkan langkah awal memulai dekarbonisasi yang dapat diimplementasikan di berbagai sektor.
Baca Juga: Sambut Hari Pelanggan Nasional, Jajaran Direksi Bank BTPN Layani Nasabah Dalam paparannya, Nanda berbagi pandangan terkait inisiatif dekarbonisasi yang bisa dilakukan dengan mudah, antara lain mengganti sumber energi dengan energi terbarukan, memanfaatkan energi seefisien mungkin hingga melakukan pengelolaan air dan sampah dengan baik. Pada sesi kedua, Bank BTPN menghadirkan Climate-specialized Associate Investment Officer International Finance Corporation (IFC) Sonali Gupta dengan topik Beyond Power and Energy Innovative Approaches and Implementation of Technology for Decarbonization Initiatives untuk berbagi pandangan terkait proyek-proyek dekarbonisasi yang sudah pernah diterapkan, baik dari efisiensi energi, pengelolaan air dan limbah, maupun rantai pasok yang berkelanjutan guna membuktikan bahwa inisiatif dekarbonisasi dapat dilakukan oleh semua lini bisnis selain dari sektor energi, minyak dan gas. Guna melengkapi materi yang telah disampaikan, Bank BTPN mengangkat topik mengenai Carbon Footprint Tracking/Calculation yang disampaikan oleh Head of ESG CONVENE Katherine Pamintuan. Adapun COVENE merupakan konsultan yang menyediakan platform untuk memudahkan perhitungan jejak emisi karbon yang dihasilkan dalam aktivitas bisnis perusahaan.
Baca Juga: Bank BTPN Siap Mengembangkan Ekosistem Digital Jenius Paparan mengenai penghitungan jejak emisi karbon sekiranya akan bermanfaat bagi perusahaan yang tertarik untuk ikut dalam aktivitas ini mengingat regulasi terbaru OJK terkait perdagangan karbon yang akan diimplementasikan dalam waktu dekat. Komitmen pengurangan emisi dan pencemaran lingkungan juga ditunjukkan Bank BTPN dengan menyiapkan suvenir yang terdiri dari barang berbahan daur ulang yang ramah lingkungan bagi para tamu undangan. Langkah kecil ini diharapkan bisa menginspirasi korporasi untuk mengurangi limbah yang terbuang sia-sia dan juga mencemari lingkungan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto