TOKYO. Bursa Jepang melaju kencang pada awal transaksi pagi ini. Pada pukul 09.30 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,2% menjadi 8.732,91. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 18 April lalu. Sementara, indeks Topix naik 1,3% menjadi 734,27. Dalam setiap lima saham yang naik, terdapat satu saham yang turun. Saham-saham yang pergerakannya turut mempengaruhi pergerakan bursa Jepang di antaranya: Fanuc Corp yang naik 3,5%, Sony Corp naik 2,2%, dan Inpex Corp naik 3%. Komitmen Prancis dan Jerman terkait keanggotaan Yunani di Eropa menjadi salah satu pemicu kenaikan bursa Asia. Kedua negara juga akan menjalankan sejumlah strategi untuk mendongkrak kembali pertumbuhan di Eropa. Faktor lainnya adalah pernyataan Perdana Menteri China untuk meningkatkan kembali perekonomian negaranya."Kebijakan stimulus di China merupakan hal positif bagi pasar global. China akan menstimulasi perekonomian pada saat negara-negara eksportir tertekan akibat tekanan krisis utang Eropa," jelas Fumiyuki Nakanishi, strategist SMBC Friend Securities Co. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Komitmen Jerman & Prancis sokong bursa Jepang
TOKYO. Bursa Jepang melaju kencang pada awal transaksi pagi ini. Pada pukul 09.30 waktu Tokyo, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 1,2% menjadi 8.732,91. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 18 April lalu. Sementara, indeks Topix naik 1,3% menjadi 734,27. Dalam setiap lima saham yang naik, terdapat satu saham yang turun. Saham-saham yang pergerakannya turut mempengaruhi pergerakan bursa Jepang di antaranya: Fanuc Corp yang naik 3,5%, Sony Corp naik 2,2%, dan Inpex Corp naik 3%. Komitmen Prancis dan Jerman terkait keanggotaan Yunani di Eropa menjadi salah satu pemicu kenaikan bursa Asia. Kedua negara juga akan menjalankan sejumlah strategi untuk mendongkrak kembali pertumbuhan di Eropa. Faktor lainnya adalah pernyataan Perdana Menteri China untuk meningkatkan kembali perekonomian negaranya."Kebijakan stimulus di China merupakan hal positif bagi pasar global. China akan menstimulasi perekonomian pada saat negara-negara eksportir tertekan akibat tekanan krisis utang Eropa," jelas Fumiyuki Nakanishi, strategist SMBC Friend Securities Co. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News